Kabar baiknya, tidak ada bukti bahwa hal ini pernah terjadi pada virus SARS apa pun, termasuk Covid-19. Bahkan dalam kondisi yang ekstrem.
Beberapa negara yang miskin sumber daya mengalami lonjakan tingkat demam berdarah, dan ini terkait dengan Covid-19.
Baca Juga: Daftar Aplikasi dan Website yang Bisa Diakses ‘Kuota Belajar’, Lengkap Beserta Link dan Jumlah Kuota
“Negara-negara mengalihkan sumber dayanya untuk membantu mengurangi risiko Covid-19, dan akibatnya, demam berdarah meningkat, karena tidak ada cukup dana untuk disalurkan,” kata Tozan.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menjelaskan tidak ada vaksin atau obat khusus yang tersedia untuk mengobati banyak virus yang disebarkan oleh nyamuk.
Nyamuk diketahui menularkan banyak penyakit, termasuk virus Zika, virus West Nile, demam berdarah, dan lainnya, tetapi bukti saat ini menunjukkan bahwa Covid-19 bukanlah salah satunya.
Baca Juga: Polemik Pilkada di Tengah Pandemi, KPU Usul Kotak Suara Keliling hingga Rekapitulasi Elektronik
Meski demikian, tetap penting rasanya untuk melindungi diri dari nyamuk, terutama selama musim aktif mereka.
Saat menghabiskan waktu di luar ruangan, gunakan obat nyamuk yang terdaftar (EPA) dengan salah satu bahan aktif, DEET, picaridin, IR3535, minyak lemon eucalyptus, Para-menthane-diol, atau 2-undecanone.
Lalu, dengan mengenakan kemeja lengan panjang dan celana panjang saat berada di luar juga bisa membantu mencegah gigitan nyamuk.***
Artikel Rekomendasi