Jokowi Mengajak Seluruh Dunia untuk Lakukan Aksi Nyata Dalam Pengendalian Perubahan Iklim

23 April 2021, 06:45 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim dan miliki cara jitu perlambat perubahan iklim. /Humas Kemensetneg

PR PANGANDARAN - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan Indonesia sangat serius dalam pengendalian perubahan iklim dan mengajak seluruh dunia melakukan aksi nyata.

Hal tersebut disampaikan Jokowi saat mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim atau Leaders Summit on Climate secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Kamis 22 April 2021.

"Sebagai negara kepulauan terbesar, dan pemilik hutan tropis, penanganan perubahan iklim adalah kepentingan nasional indonesia," ujar Jokowi, melalui dalam akun YouTube Sekretariat Presiden.

Baca Juga: Gubernur Khofifah: Hanya Pekerja Migran dan Santri yang Diperbolehkan Mudik Lebaran

Jokowi mengatakan, melalui kebijakan, pemberdayaan, dan penegakkan hukum, laju deforestasi Indonesia saat ini turun terendah dalam 20 tahun terakhir.

"Penghentian konversi hutan alam dan lahan gambut mencapai 66 juta hektare, lebih luas dari gabungan luas Inggris dan Norwegia. Penurunan kebakaran hutan hingga sebesar 82 persen di saat beberapa kawasan di Amerika, Australia, dan Eropa mengalami peningkatan terluas," paparnya.

Dia juga mengajak para pemimpin untuk memajukan pembangunan hijau untuk dunia yang lebih baik. Jokowi mengklaim saat ini Indonesia memutakhirkan kontribusi yang ditentukan secara nasional untuk meningkatkan kapasitas adaptasi dan ketahanan iklim.

Baca Juga: Jadwal TV Jumat, 23 April 2021: SCTV, ANTV, NET TV, dan RCTI, Ada Ikatan Cinta dan Tonight Show

Sebab itu, kata Jokowi Indonesia menyambut baik penyelenggaraan konvensi kerangka perubahan Iklim ke-26 di Inggris untuk hasil yang implementatif dan seimbang.

Tidak hanya itu, Indonesia juga menyambut baik target sejumlah negara menuju net zero emission tahun 2050. Namun, agar kredibel, komitmen tersebut harus dijalankan berdasarkan pemenuhan komitmen NDC tahun 2030.

"Negara berkembang akan melakukan ambisi serupa jika komitmen negara maju kredibel disertai dukungan riil. Dukungan dan pemenuhan komitmen negara-negara maju sangat diperlukan," terangnya.

Baca Juga: Tampil untuk Promosi Comeback, Gaya Pakaian ITZY Dipertanyakan Penggemar

Jokowi pun mengatakan untuk mencapai target persetujuan Paris dan agenda bersama berikutnya, memandang bahwa kemitraan global harus diperkuat. Kesepahaman dan strategi perlu dibangun di dalam mencapai net zero emission dan menuju UNFCCC COP-26 Glasgow.

Jokowi Menegaskan, Indonesia tengah mempercepat pilot percontohan net zero emission, yakni membangun Indonesia Green Industrial Park seluas 12.500 hektare di Kalimantan Utara yang akan menjadi terbesar di dunia.

Dia menjelaskan, pemerintah juga sedang merehabilitasi hutan hutan mangrove seluas 620 ribu hektare sampai 2024, terluas di dunia dengan daya serap karbon mencapai empat kali lipat dibanding hutan tropis.

Baca Juga: Terawang Zodiak Cancer, Leo, dan Virgo, Jumat, 23 April 2021: Kepercayaan Diri Virgo Meningkat, Tapi Jangan...

“Indonesia terbuka bagi investasi dan transfer teknologi, termasuk investasi untuk transisi energi," jelas Jokowi, dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari YouTube Sekretariat Presiden, 22 April 2021.

Selain itu, Jokowi mengungkapkan, peluang besar juga terbuka bagi pengembangan bahan bakar nabati, industri baterai litium, dan kendaraan listrik.

“Presidensi Indonesia untuk G20 di tahun 2022 akan memprioritaskan penguatan kerja sama perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan. Lalu dia juga mengatakan Indonesia juga terus mendukung upaya para sahabat kami di kawasan Pasifik,” ucapnya.

Baca Juga: Link Live Streaming BTS dan The Boyz di Tokopedia WIB Spesial Ramadan Ekstra 23 April 2021

"Kita harus terus melakukan aksi bersama, kemitraan global yang nyata, dan bukan saling menyalahkan, apalagi menerapkan hambatan perdagangan dengan berdalih isu lingkungan," sambung Jokowi.

Sekedar informasi, KTT Leaders Summit on Climate ini dibuka secara resmi oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris. Konferensi ini diikuti oleh 41 kepala negara/kepala pemerintahan/ketua organisasi internasional.

Dalam KTT tersebut, Jokowi didampingi secara langsung oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar. Sementara, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mendampingi secara virtual.***

Editor: Imas Solihah

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler