Advokasi Muslim AS Desak Joe Biden Hentikan Penjualan Senjata ke Israel

19 Mei 2021, 12:11 WIB
Kelompok Advokasi Muslim AS desak Presiden AS Joe Biden hentikan penjualan senjata ke Israel /Antara/

PR PANGANDARAN - Kelompok advokasi Muslim AS (Amerika Serikat) mendesak Presiden Joe Biden untuk membatalkan penjualan senjata senilai $ 735 juta (sekira Rp10,5 triliun dengan kurs Rp14.000) ke Israel.

Direktur Eksekutif Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) Nihad Awad mengatakan pada hari Selasa bahwa Joe Biden harus segera menghentikan penjualan senjata tersebut.

Diantara senjata yang dijual Joe Biden yakni termasuk jenis rudal yang telah digunakan untuk membunuh lebih dari 200 orang di Gaza.

Baca Juga: Sebelum Keguguran, Atta Halilintar Ungkap Kebiasaan Baru Aurel Hermansyah Saat Hamil: di Kamar Malah....

Seperti diketahui sebelumnya dilansir dari Al Jazeera serangan udara Israel menghantam Jalur Gaza pada hari Selasa 18 Mei 2021.

Kala itu warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem timur tengah melancarkan serangan bersejarah untuk mendukung mereka yang dibombardir di Gaza.

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden menyatakan dukungan untuk gencatan senjata antara Israel dan Hamas melalui panggilan telepon dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Baca Juga: Mengenal Ovi Dian, Presenter Cantik Berjuluk Crazy Rich yang Punya Masjid Megah hingga Lapangan Golf di Rumah

Namun pemimpin AS itu berhenti menuntut diakhirinya sembilan hari kekerasan yang telah menewaskan sedikitnya 220 warga Palestina di Gaza dan 12 orang di Israel.

Korban tewas termasuk 63 Palestina dan dua anak Israel.

Kepala kebijakan luar negeri UE Josep Borrell menyerukan penerapan gencatan senjata, setelah konferensi video para menteri luar negeri UE, menambahkan bahwa seruan itu didukung oleh semua negara anggota blok, kecuali Hongaria.

Baca Juga: Mantan Jubir Gus Dur Wimar Witoelar Meninggal Dunia

Sementara itu, di Tepi Barat yang diduduki, pasukan Israel membunuh empat pengunjuk rasa Palestina selama demonstrasi.***

 

Editor: Imas Solihah

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler