PR PANGANDARAN - Seorang wanita nyaris kehilangan hidung dan mulut setelah tertular penyakit mematikan akibat operasi filler yang gagal.
Sejak saat itu, dia memperingatkan orang lain untuk menghindari prosedur beatifikasi yang berbahaya, salah satunya operasi filler.
"Rasanya seperti saya hidup melalui mimpi buruk," kata Leah Morton kepada Caters News Agency.
Baca Juga: Risiko Perang Saudara Skala Besar Nampak Nyata, PBB Serukan Penghentian Aliran Senjata ke Myanmar
Wanita berusia 26 tahun itu mengatakan bahwa ia pernah melakukan operasi bibir sebelumnya.
“Saya pernah melakukan filler di bibir saya, tetapi saya memutuskan untuk melakukan perawatan pada hidung saya karena saya selalu membenci bentuk hidung saya,” ujarnya.
Prosedur dimulai dengan curiga ketika ahli kecantikan tidak memperingatkannya tentang potensi bahaya tindakan tersebut.
Baca Juga: Alvin Faiz Lebih Pilih Main Bola Dibanding Hadiri Sidang Cerai dengan Larissa Chou: Healing Pikiran
Ketika ia pulang malam itu, dia berkata bahwa dia merasakan sakit dan tekanan di hidungnya.
Khawatir dengan efek samping yang aneh, Morton memanggil ahli bedah yang bertanggung jawab dan meyakinkannya bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Sayangnya,keadaan Morton memburuk selama deflasi wajah, yang menyebabkan dia mengalami rasa sakit yang luar biasa saat pengisi dibubarkan.
Baca Juga: Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Nyanyi 'Bodo Amat', Sindir Ayu Ting Ting dan Ayah Rozak?
Morton menderita nekrosis, kondisi seperti radang dingin di mana jaringan mati karena kurangnya aliran darah.
Beberapa hari kemudian, lepuh putih meletus di sekitar area tersebut, yang akhirnya berubah menjadi hitam.
Pasien yang panik itu mengunjungi ruang gawat darurat, di mana petugas medis memastikan bahwa dia menderita nekrosis, suatu kondisi di mana kulit mati karena kurangnya sirkulasi.
Kemungkinan terburuk adalah Morton bisa kehilangan bibir atas dan ujung hidungnya jika mereka tidak segera bertindak.
"Saya seorang gadis muda, saya tidak bisa membayangkan kehilangan hidung dan bibir saya," kata gadis malang dari bencana kosmetik.
Untuk menyelamatkan moncongnya, para praktisi medis memberi Morton pengobatan dan terapi oksigen hiperbarik, yang telah dia jalani setiap hari selama sebulan penuh sejak pengangkatannya.
Morton saat ini dalam kondisi stabil, meskipun operasi telah meninggalkannya dengan bekas luka permanen di wajahnya.
“Saya biasanya seorang gadis yang sangat percaya diri, tetapi saya tidak ingin meninggalkan rumah saya sama sekali selama enam minggu terakhir,” keluh Morton.
“Saya tidak akan pernah mendapatkan filler di hidung saya lagi. Itu tidak sebanding dengan risikonya,” sambungnya.***