Virus Corona Varian Delta Bermutasi, Para Ahli Laporkan Sudah Ada Kasus yang Terpapar

21 Juni 2021, 14:50 WIB
Ilutrasi virus corona varian Delta yan ditemukan di India. /Pixabay

PR PANGANDARAN - Varian Delta atau B.1.617.2 kini telah bermutasi membentuk varian baru yang perlu diwaspadai.

Varian Delta merupakan varian virus corona yang telah memicu gelombang kedua Covid-19 di India pada Februari lalu.

Mutasi baru ini dinamakan varian Delta Plus atau AY.1 dan pertama kali diidentifikasi di India pada 7 Juni 2021.

Baca Juga: Link Nonton Doom at Your Service Eps 13 Sub Indo: Tak Dong Kyung Meninggal Dunia?

Dilansir dari DNA India pada Senin, 21 Juni 2021, menurut laporan Public Health England bahwa varian Delta Plus diidentifikasi dalam enam genom.

Pihaknya telah mengkonfirmasi bahwa terdapat 63 genom varian Delta B.1.617 .2 dengan mutasi K417N baru.

Para ahli mengungkapkan bahwa virus yang bermutasi ini memiliki prevalensi yang masih rendah di India.

Baca Juga: Di India, Mata Uang Kripto Digunakan Jadi Alat Transaksi Pengedaran Narkoba

Menurut dokter dan ilmuwan di CSIR-Institute of Genomics and Integrative Biology (IGIB) Delhi, Vinod Scaria mengatakan bahwa varian Delta Plus karena adanya akuisisi mutasi K417N.

Ia mengungkapkan bahwa mutasi tersebut terjadi adanya lonjakan SARS-COV-2, sehingga membuat virus masuk dan menginfeksi sel manusia.

Menurutnya saat ini mutasi K417N bukan hanya di India saja, namun urutannya kebanyakan dari Eropa, Asia dan Amerika.

Baca Juga: Jelang Pernikahan, Lesti Kejora Sempat Masuk Rumah Sakit, Manajer Ungkap Kondisi Terkini

Saat ini belum ada indikasi tingkat keparahan dari infeksi virus Corona varian Delta Plus tersebut.

Akan tetapi Delta Plus memiliki ketahanan terhadap pengobatan koktail antibodi monoklonal untuk perawatan Covid-19.

Per 7 Juni kasus varian Delta Plus di India terdapat enam kasus. Sedangkan di seluruh dunia yakni satu kasus di negara Kanada, Jerman, dan Rusia.

Baca Juga: Laurel Hubbard, Atlet Transgender Pertama asal Selandia Baru di Olimpiade Tokyo

Selain itu, terdapat 2 kasus di Nepal, Swiss 4 kasus, dan Polandia 9 kasus. Dan terbanyak dari Portugal 12 kasus, Jepang 13 kasus, dan AS 14 kasus.***

 

Editor: Imas Solihah

Sumber: DNA India

Terkini

Terpopuler