PR PANGANDARAN - Petani asal India, Sankalp Singh Parihar, dan istrinya, Rani, tak menyangka telah menanam pohon mangga langka dan termahal di dunia.
Demi menjaga buah mangga termahal, mereka menyewa petugas keamanan dan sembilan anjing penjaga untuk melindungi kebunnya.
Cerita awal Parihar bisa menanam buah mangga langka itu bermula empat tahun lalu, ketika ia bersama istri melakukan perjalanan ke kota Chennai untuk belanja bibit tanam.
Baca Juga: dr. Tirta Geleng-geleng Kepala Banyak Orang Berebut Beli Susu: Kalau Kebanyakan Bisa Mencret
Selama di dalam kereta api, dia dekat dengan seorang pria yang duduk di seberangnya. Ketika pria itu mengetahui bahwa Parihar adalah seorang petani, dia menawarkan untuk membeli pohon mangga langka yang dijualnya.
Harga pohon mangga yang ditawarkan terbilang mahal, yaitu 2.500 rupee atau sekitar Rp 486 ribu. Karena penasaran, Parihar pun memutuskan membeli pohon tersebut.
Beberapa bulan kemudian, ketika pohon-pohon itu tumbuh dan mulai berbuah, Parihar menyadari bahwa mangga itu sangat berbeda dari jenis mangga pada umumnya. Buah mangga langka itu memiliki warna merah delima yang terlihat kehitaman.
Baca Juga: Sampah Plastik Bisa Terurai dengan Bakteri Perut Sapi, Ini Penjelasan Studi Baru
“Karena saya tidak tahu nama varietas ini, saya menamai buah ini dengan nama ibu saya Damini. Kemudian, kami meneliti tentang varietas ini dan menemukan nama aslinya. Tapi tetap Damini buat saya,” ucap Parihar, seperti dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Entrepreneur, 5 Juli 2021.
Ternyata, buah mangga yang ditanam Parihar adalah mangga Miyazaki yang berasal dari Jepang. Miyazaki merupakan salah satu mangga paling mahal di dunia.
Istri Parihar, Rani mengaku bahwa mereka telah dihubungi oleh berbagai petani mangga dan pecinta buah yang tertarik membeli buah langka miliknya.
Bahkan, seorang pengusaha menawarkan untuk membeli hanya satu mangganya seharga 21.000 rupee atau sekitar Rp 4 juta.
“Seseorang pemilik toko perhiasan dari Mumbai siap membayar berapapun harga yang kami minta. Tetapi, saya telah dengan jelas mengatakan bahwa kami tidak akan menjualnya kepada siapa pun. Kami akan menggunakan buahnya untuk menanam lebih banyak tanaman,” ungkap Rani Parihar.***