Studi Baru Covid-19, Peneliti AS Peringatkan Polusi Udara Perburuk Kasus Covid-19

14 Juli 2021, 06:30 WIB
Sebuah studi baru Covid-19 dari para peneliti AS keluar dengan memperingatkan polusi udara memperburuk kasus Covid-19. //Pixabay/Stevepb/

PR PANGANDARAN - Sebuah studi baru dilaporkan memperingatkan polusi udara dapat memperburuk penyebaran kasus Covid-19 yang parah, yang mana ini hasil pengamatan para peneliti terhadap salah satu kota paling tercemar di Amerika Serikat (AS).

Lebih lanjut, studi baru yang sebut polusi udara memperburuk penyebaran kasus Covid-19 itu berdasarkan pengamatan 2.038 orang dewasa yang menjadi pasien Covid-19 di rumah sakit di Detroit, AS.

Disana, studi baru itu menguraikan fakta bahwa pasien Covid-19 yang membutuhkan ventilator dan perawatan intensif lebih mungkin tinggal di lingkungan dengan tingkat polusi udara dan cat timbal yang lebih tinggi, sehingga ini jelas memperburuk penyebaran Covid-19.

Baca Juga: Cek Ramalan Zodiak Capricorn, Aquarius, Pisces Rabu, 14 Juli 2021: Pengalaman adalah Guru Terbaik!

Singkatnya, studi baru ini menemukan bahwa semakin buruk kontaminasi udara lokal, semakin tinggi kemungkinan membutuhkan perawatan intensif dan ventilasi mekanis.

Untuk itu, Dr Anita Shallal dari Detroit's Henry Ford Hospital memperingatkan bahwa paparan polusi udara dalam jangka panjang dapat merusak sistem kekebalan tubuh dan membuatnya lebih rentan terhadap infeksi Covid-19

Dia mengatakan bahwa partikel halus dalam polusi udara juga dapat bertindak sebagai pembawa virus dan membantu penyebarannya.

Baca Juga: Kode Redeem Free Fire FF Hari Ini 14 Juli 2021: Buruan Klaim Sebelum Kadaluwarsa

Kemudian studi baru ini juga menyoroti ketidaksetaraan sistemik yang mungkin menyebabkan perbedaan mencolok dalam hasil Covid-19 di sepanjang garis ras dan etnis.

"Komunitas kulit berwarna lebih cenderung berada di daerah yang lebih dekat dengan polusi industri, dan bekerja di bisnis yang membuat mereka terpapar polusi udara," ungkap Dr Anita Shallal.

Dalam studi terpisah dari Oktober 2020, paparan jangka panjang terhadap polusi udara dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian akibat Covid-19.

Baca Juga: Akui Alami KDRT Sejak Awal Menikah, Ini Alasan Nadia Christina Enggan Laporkan Alfath Fathier ke Polisi

Studi yang dipublikasikan di Cardiovascular Research ini juga memperkirakan proporsi kematian akibat Covid-19 yang dapat dikaitkan dengan efek buruk polusi udara di setiap negara di dunia.

Para peneliti memperkirakan bahwa sekitar 15% kematian di seluruh dunia akibat Covid-19 dapat dikaitkan dengan paparan polusi udara dalam jangka panjang.

Proporsinya sekitar 19% di Eropa, 17% di Amerika Utara dan 27% di Asia Timur.

Studi lain yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances tahun lalu menunjukkan bahwa peningkatan kecil dalam paparan jangka panjang orang terhadap polusi udara dikaitkan dengan peningkatan 11% kematian akibat Covid-19.

Baca Juga: Kode Redeem Mobile Legends ML 14 Juli 2021 Dapatkan Skin dan Banyak Magic Dust

Para peneliti mempertimbangkan dampak kenaikan satu unit dalam polusi partikel rata-rata selama 16 tahun sebelum pandemi pada kematian Covid di 3.089 negara bagian AS, yang mencakup 98% populasi.

Ini termasuk 116.747 kematian yang terjadi hingga 18 Juni 2020 dan memperhitungkan lebih dari 20 faktor lain seperti kepadatan penduduk, penyediaan tempat tidur rumah sakit, dan status sosial dan ekonomi.

Sementara itu, penelitian telah menunjukkan bahwa polusi udara mungkin menjadi faktor yang berkontribusi terhadap keparahan Covid-19, meski hubungan spesifik antara polusi udara dan gejala parah masih belum jelas.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: News Sky

Tags

Terkini

Terpopuler