Jakarta Terancam Tenggelam Seperti dalam Studi Baru NASA, Ini Penjelasannya

18 Juli 2021, 17:16 WIB
Sebuah studi baru yang dikeluarkan NASA membawa nama Jakarta yang disebut terancam tenggelam dalam beberapa tahun ke depan, begini intinya. /Pixabay/user1488365914

PR PANGANDARAN - Nama Jakarta baru-baru ini ditemukan dalam studi baru dari Badan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA), menyebutkan Ibu Kota Indonesia itu terancam tenggelam dalam beberapa tahun mendatang.

Lebih lanjut, studi baru NASA yang membawa nama Jakarta terancam tenggelam ini dimulai dari  adanya suhu global dan pencairan lapisan es yang meningkat.

Atas sebab itu, studi baru NASA memprediksi ini berdampak pada banyak kota pesisir akan menghadapi risiko banjir yang semakin besar, seiring akan makin naik tinggi permukaan laut, termasuk Jakarta yang terancam tenggelam.

“Namun, hanya sedikit tempat yang menghadapi tantangan tenggelam seperti di depan wilayah metropolitan Jakarta, sebuah konglomerasi 32 juta orang di pulau Jawa, Indonesia,” demikian laporan studi baru yang melaporkan Jakarta terancam tenggelam itu, seperti dikutip dari NASA pada Minggu, 18 Juli 2021.

Baca Juga: Heboh Salat Idul Adha di Tengah PPKM, dr. Tompi Gambarkan Situasi RS : Gak Ada Gunanya Nanti Nangis Marah...

Menurut NASA, banjir telah menjadi permasalahan umum karena Jakarta terletak di sepanjang beberapa sungai dataran rendah yang meluap selama musim hujan.

Dalam beberapa dekade terakhir, masalah banjir semakin memburuk, sebagian didorong oleh pemompaan air tanah secara luas yang menyebabkan tanah tenggelam, atau surut, dengan kecepatan tinggi.

Menurut beberapa perkiraan, sebanyak 40 persen wilayah Jakarta sekarang berada di bawah permukaan laut.

NASA mengatakan bahwa arus urbanisasi yang cepat, perubahan penggunaan lahan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat di Jakarta telah memperburuk masalah.

Baca Juga: Shireen Sungkar Menyesal Tak Berangkat Haji Saat Masih Lajang: Karena Dulu Belum...

Mereka juga menampilkan gambar landsat yang menunjukan evolusi Jakarta selama tiga dekade terakhir.

Dari gambar landsat tersebut telihat bahwa telah terjadi penggantian luas hutan dan vegetasi lainnya dengan permukaan kedap air di daerah pedalaman di sepanjang sungai Ciliwung dan Cisadane.

Hal tersebut telah mengurangi jumlah air yang dapat diserap oleh lanskap, berkontribusi terhadap limpasan dan banjir bandang.

Dengan populasi wilayah metropolitan lebih dari dua kali lipat antara tahun 1990 dan 2020, lebih banyak orang memadati dataran banjir yang berisiko tinggi.

Baca Juga: Seret Azka Corbuzier, Kalina Ocktaranny Ngamuk Disebut Hamil Settingan: Pake Otak Dong!

Selain itu, banyak saluran sungai dan kanal yang menyempit atau tersumbat secara berkala oleh sedimen dan sampah, sehingga sangat rentan terhadap luapan.

Sejak gambar pertama ditangkap pada tahun 1990, lahan buatan dan pembangunan baru telah menyebar ke perairan dangkal Teluk Jakarta.

Menurut salah satu analisis data Landsat, Jakarta telah membangun setidaknya 1185 hektar lahan baru di sepanjang pantai.

“Sebagian besar lahan telah digunakan untuk pembangunan perumahan kelas atas dan lapangan golf, kata Dhritiraj Sengupta, seorang ilmuwan penginderaan jauh di East China Normal University.

Baca Juga: Nagita Slavina Paksa Geledah Dompet Suaminya, Malah Terkejut Dengar Pengakuan Raffi Ahmad: Aku Tuh Bucin...

Dirinya memperingatkan bahwa perkembangan seperti itu datang dengan risiko karena mereka berada di garis depan pertempuran Jakarta yang tak terhindarkan melawan kenaikan permukaan laut dan gelombang badai.

Diketahui, pulau-pulau buatan seringkali merupakan jenis tanah yang paling cepat surut karena pasir dan tanahnya mengendap dan menjadi padat seiring waktu.

Satelit dan sensor berbasis darat mencatat sebagian Jakarta Utara mengalami penurunan tanah puluhan milimeter per tahun.

“Di pulau-pulau buatan baru, angka itu melonjak hingga 80 milimeter per tahun,” kata Dhritiraj Sengupta.

Baca Juga: Studi Baru dari Hong Kong: Pfizer Hampir 10 Kali Lebih Efektif Terhindar dari Infeksi Covid-19

Artikel ini pernah tayang dengan judul "NASA: Jakarta Terancam Tenggelam Beberapa Tahun Mendatang"

Diketahui beberapa pulau baru tersebut dibangun sebagai bagian dari rencana induk Pembangunan Terpadu Pesisir Ibu Kota Nasional Jakarta.

Hal tersebut merupakan sebuah upaya untuk melindungi kota dari banjir dan untuk mendorong pembangunan ekonomi.

Inisiatif utama adalah pembangunan tanggul laut raksasa dan 17 pulau buatan baru di sekitar Teluk Jakarta.

Baca Juga: Jika Jepang Masih Ikut Campur Soal Taiwan, China Ancam Serang Jepang dengan Senjata Nuklir

Meskipun pengerjaan proyek dimulai pada tahun 2015, berbagai masalah lingkungan, ekonomi, dan teknis telah memperlambat konstruksi dan mengurangi ruang lingkup.

“Rencana untuk membangun tembok laut besar masih ada, tetapi mungkin tidak cukup untuk mempertahankan status quo di Jakarta,” katanya

Dengan meningkatnya ancaman tenggelam tersebut, Dhritiraj Sengupta menduga bahwa hal tersebut merupakan salah satu alasan mengapa Indonesia berencana memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan.***(Rivan Muhammad/Bekasi.Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: PR Bekasi

Tags

Terkini

Terpopuler