Kebijakan Imigrasi Joe Biden Dikritik, Disebut Lebih Kejam dari Trump Soal Migran Perbatasan AS-Meksiko

15 Agustus 2021, 10:25 WIB
Kini kebijakan imigrasi Joe Biden mendapat kritik, disebut lebih kejam dari Trump soal migran perbatasan AS-Meksiko. /Reuters/Jorge Duenes

PR PANGANDARAN - Presiden AS Joe Biden baru-baru ini mendapat kritik dari pendukung imigran yang mengatakan pengusiran migran di perbatasan AS-Meksiko dan tindakan pencegahan lainnya sebagai kebijakan imigrasi yang lebih kejam dan melanggar hukum.

Lebih lanjut, mereka pun menulis sebuah surat kepada Biden dan pejabat tinggi, lebih dari 100 organisasi mendesak Joe Biden membuang kebijakan imigrasi baru yang membatasi akses suaka kepada migran di perbatasan AS-Meksiko.

Sebagai informasi, Joe Biden dalam kampanye Pilpres AS sempat menjanjikan kebijakan imigrasi yang lebih manusiawi, seolah ingin membalikkan banyak kebijakan restriktif pendahulunya dari Partai Republik, mantan Presiden Donald Trump.

Baca Juga: Cek Ramalan Shio Kuda, Shio Kambing dan Shio Monyet 15 Agustus 2021: Ada Orang Baru yang Ubah Hidupmu!

Namun begitu, Joe Biden justru membuat kebijakan imigrasi yang lebih merugikan AS, dengan membatasi pihak berwenang AS untuk mengusir migran yang tertangkap melintasi perbatasan kembali ke Meksiko.

Bahkan, penangkapan migran di perbatasan telah meningkat ke level tertinggi 20 tahun dalam beberapa bulan terakhir, memicu kritik Partai Republik bahwa keputusan Joe Biden untuk membatalkan beberapa pembatasan Trump telah mendorong lebih banyak orang untuk menyeberang ke Amerika Serikat.

Pada saat yang sama, beberapa Demokrat telah menekan Joe Biden untuk mengakhiri Tittle 42, sementara para pendukung pencari suaka mengatakan tindakan pemerintah bertentangan dengan apa yang dijanjikan Biden dalam kampanye Pilpres AS.

Baca Juga: Cek Ramalan Shio Kuda, Shio Kambing dan Shio Monyet 15 Agustus 2021: Ada Orang Baru yang Ubah Hidupmu!

Pemerintah mengatakan pengusiran itu diperlukan untuk menjaga pusat-pusat penahanan AS agar tidak kewalahan selama pandemi Covid-19, yang menurut mereka akan menimbulkan risiko bagi pekerja pemerintah, migran, dan masyarakat.

Juru bicara Gedung Putih Vedant Patel mengatakan pemerintah menunda para pakar kesehatan atas keputusan terkait Tittle 42, yang dikeluarkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS.

Kelompok-kelompok itu mendesak Biden untuk tidak mengadopsi kebijakan apa pun yang memaksa para migran untuk menunggu di Meksiko untuk penyelesaian kasus-kasus mereka di AS.

"Tidak diragukan lagi akan menempatkan individu dalam bahaya dan melanggar undang-undang suaka AS," demikian pernyataan kelompok-kelompok pendukung imigran itu.

Baca Juga: Sebut Situasi Afghanistan Sebagai 'Bencana', Mantan Direktur CIA: Kemunduran Keamanan Nasional

Kemudian, Menteri Keamanan Dalam Negeri Alejandro Mayorkas mengatakan, AS akan memperluas sistem pendaftaran suaka online dengan harapan para migran akan mendaftar dari jarak jauh, menambahkan bahwa lebih banyak perubahan akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang.

Namun begitu, Mayorkas tidak mengatakan pencari suaka mana yang memenuhi syarat untuk menggunakan sistem online.

Pekan lalu, pemerintah mulai menerbangkan beberapa migran Amerika Tengah dan Meksiko yang ditangkap di perbatasan AS-Meksiko ke Meksiko selatan dalam upaya untuk menghalangi pelintas.

Dalam suratnya kepada Biden, kelompok-kelompok itu mengatakan bahwa mereka "sangat prihatin" dengan penerbangan tersebut dan melaporkan bahwa para migran kemudian diangkut dengan bus ke bagian terpencil Guatemala.

Baca Juga: Evakuasi Personel AS dari Afghanistan, Biden Peringatkan Taliban: Tindakan yang Bahaya akan Ditanggapi Serius

Sementara itu, direktur eksekutif Pusat Hukum Imigrasi Nasional yang berbasis di Los Angeles, Marielena Hincapié mengatakan penerbangan itu mengisyaratkan pemerintahan Biden mengambil sikap yang lebih ketat.

Dia mengatakan tampaknya Biden hanya berfokus pada penangkapan dan deportasi dan bukan pada hak-hak pencari suaka.

"Itu benar-benar bertentangan dengan apa yang dikatakan pemerintahan Biden akan mereka lakukan," pungkasnya.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler