PR PANGANDARAN – Seorang sersan Marinir AS tewas dalam ledakan bom bunuh diri di Afghanistan, beberapa hari setelah ia mengakui bahwa dirinya mencintai pekerjaannya.
Diketahui bom bunuh diri di Afghanistan menewaskan sedikitnya 170 orang, termasuk sersan Marinir AS, Nicole Gee.
Kepergian Nicole Gee dalam korban bom bunuh diri pun terjadi ketika ia tengah menjalani pekerjaan yang sangat dicintainya, membantu orang lain di Afghanistan.
Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari The Daily Beast, Nicole Gee tampak menggendong bayi di Kabul, ketika Taliban mengambil alih Afghanistan.
Baca Juga: Peruntungan Shio Ayam, Shio Anjing, dan Shio Babi 29 Agustus 2021: Jangan Mengeluh Hidupmu Rusak!
Namun, pada hari Kamis, pekerjaan Gee merenggut nyawanya, bersama selusin anggota layanan AS lainnya, ketika seorang pembom bunuh diri meledakkan dirinya di luar gerbang bandara.
Beberapa temannya mengatakan kepada The Daily Beast bahwa mereka hancur tetapi tidak terkejut mengetahui Gee meninggal saat mencoba membantu orang, melakukan pekerjaan yang paling dia cintai.
“Dia akan berlari lebih cepat dan mengungguli sebagian besar Marinir laki-laki dalam kategori fisik selama pelatihan kami,” ujar Lance Cpl. Joyner Seaman, yang berlatih dengan Gee pada 2018 di Pusat Tempur Darat Korps Marinir Twentynine Palms, mengatakan kepada The Daily Beast.
“Dia adalah orang yang paling baik,” sambungnya.
Dia menambahkan bahwa salah satu kualitas terbaik Gee adalah ‘dia tidak bisa menghindari membantu orang lain’.
Departemen Pertahanan pada hari Sabtu mengidentifikasi Gee sebagai salah satu dari 13 tentara AS yang tewas saat membantu mengevakuasi warga non-kombatan Afghanistan dan Amerika sebagai bagian dari Operation Freedom's Sentinel.
Diketahui sedikitnya 170 orang tewas dalam ledakan itu, dan puluhan lainnya terluka.
Gee ditempatkan di Camp Lejuene di North Carolina, di Batalyon 24 Logistik Tempur Marinir AS.
Dia mendaftar, sebagian, karena suaminya sudah berada di Korps—tetapi bakatnya untuk membantu orang secara alami menariknya ke pekerjaan itu.
Gee diketahui telah berada di luar negeri sejak Juni.
Awal bulan ini, dia telah dipromosikan menjadi sersan di Kuwait, sebelum dikerahkan ke Afghanistan hanya beberapa hari kemudian.
Kemudian, pada 15 Agustus, Kabul jatuh ke tangan Taliban.
Ketika ribuan warga Amerika dan Afghanistan bergegas keluar dari negara itu sebelum penarikan pasukan AS pada 31 Agustus, Gee ditempatkan di gerbang Biara bandara Kabul, membantu menyaring gerombolan pengungsi yang mencoba naik ke penerbangan.
Baca Juga: Abdel dan Temon Akui Pertama Kali Bertemu di Stasiun Radio
Di sinilah seorang pembom bunuh diri, yang entah bagaimana berhasil melewati pemeriksaan Taliban di batas luar bandara, dapat meledakkan rompi peledak.
“Penarikan diri ini dilakukan secara tidak benar,” kata Seaman.
Sementara dalam unggahan terpisah di Instagram @nocile__gee__ sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com, ia secara eksplisit mengungkapkan rasa cintanya atas pekerjaannya.
“Aku mencintai pekerjaanku,” ujarnya sambil menyertakan fotonya tengah menggendong seorang bayi.
Baca Juga: Arief Muhammad Sindir Pemerintah Soal Hapus Mural: Tolong Diturunkan atau Dicoret...
Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Instagram @ryanafournier, sosok Nicole Gee pun juga dikenang.
“Sapa Nicole Gee, dia baru berusia 23 tahun,” ujarnya.
“Gambar kedua diunggah pada media sosialnya dengan caption ‘Aku mencintai pekerjaanku’, beberapa hari sebelum ia dibunuh.,” sambungnya dalam Instagram.
Baca Juga: Poppy Amalya Bongkar Ekspresi Wajah Rachel Vennya saat Ceritakan Kehidupannya: Dia Nggak Nyaman...
Lebih lanjut, Nicole Gee pun meninggalkan impresi yang baik di mata banyak orang.
“Salah satu teman dekatnya menuliskan ‘Dia adalah anggota marinir. Dia peduli dengan banyak orang. Dia benar-benar dipenuhi cinta. Dia adalah cahaya di dalam dunia yang gelap, dan dia adalah orangku,” katanya.
“Doa terbaik untuk keluarga dan temannya,” sambungya.***