Turkmenistan Laporkan Nol Covid-19 Sejak Pandemi Melanda Dunia, Aktivis hingga Jurnalis Tak Sepaham

3 Oktober 2021, 17:50 WIB
Ilustrasi Covid-19. /Pixabay/PIRO4D/

PR PANGANDARAN - Pandemi Covid-19 telah melanda seluruh dunia sejak akhir Desember 2019 lalu. Namun, ada beberapa negara yang mencatat nol Covid-19.

Salah satu negara yang mencatat nol Covid-19 selama dua tahun pandemi dimulai adalah Turkmenistan.

Pemerintah Turkmenistan mengklaim bahwa negara tidak pernah melihat satu pun kasus Covid-19. Namun, klaim tersebut justru ditentang sejumlah aktivis hingga jurnalis.

Baca Juga: Aurel Hermansyah Akui Sempat Risih Hidupnya Dijadikan Konten oleh Atta Halilintar, Ini Sebabnya

Menurut data Universitas John Hopkins dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bekas republik Soviet itu belum melaporkan kasus virus corona.

Turkmenistan, yang memiliki populasi hampir enam juta orang, bergabung dengan daftar tiga pulau terpencil lainnya di Pasifik dan Korea Utara, yang belum mencatat satu pun kasus Covid-19.

Namun, organisasi independen, jurnalis, dan aktivis di luar Republik Soviet telah mengklaim bahwa ada bukti Turkmenistan sedang memerangi gelombang ketiga Covid-19.

Baca Juga: Arya Saloka Sering Diterpa Isu Miring, Akui Sempat Ingin Hengkang dari Ikatan Cinta

Menurut salah satu media internasional, Turkmenistan telah bergulat dengan Covid-19 di mana banyak orang membanjiri rumah sakit hingga menewaskan banyak nyawa.

Mereka mengatakan bahwa Presiden meremehkan ancaman virus corona untuk mempertahankan citra publiknya.

Ini terjadi setelah Presiden Turkmenistan Gurbanguly Berdymukhamedov, dalam pidatonya di PBB pada hari Selasa, menolak laporan Covid-19 di negara itu.

Baca Juga: Penyebab Perut Lesti Kejora Lebih Besar dari Aurel Hermansyah Diungkap Dokter Kandungan: Umur Kehamilan...

Presiden mengatakan bahwa itu 'palsu' dan menambahkan bahwa tanggapan negara terhadap pandemi tidak boleh 'dipolitisasi'.

Ruslan Myatiev, seorang pengasingan dari Turkmenistan yang saat ini bekerja sebagai editor Turkmenist News yang berbasis di Belanda, mengatakan bahwa ia secara pribadi telah mengumpulkan nama-nama lebih dari 60 orang yang telah meninggal di negara itu karena penyakit Covid-19.

Nama-nama tersebut termasuk guru, seniman, dan dokter.

Baca Juga: Siapa Siap Kudeta Chelsea? Menanti Duel Klopp-Guardiola di Laga Liverpool vs Man City

Dia telah memverifikasi semua kematian yang terdaftar dengan catatan kesehatan, sinar-X, yang mengungkapkan kerusakan paru-paru parah, dan perawatan medis yang sesuai dengan korban Covid-19, kata Myatiev.

"Alih-alih menerimanya dan bekerja sama dengan komunitas internasional, Turkmenistan memutuskan untuk tetap bertahan," ungkapnya, seperti dikutip dari DNA India.

Tahun lalu pada bulan Juni, kedutaan AS di ibu kota Turkmenistan, Ashgabat, mengeluarkan peringatan kesehatan di tengah 'laporan warga setempat dengan gejala yang konsisten dengan Covid-19'.

Baca Juga: 5 Tips Berpacaran dengan Pria Lebih Tua agar Hubungan Awet, Salah Satunya Lebih Sabar

Ia meminta orang-orang dengan gejala untuk dikarantina hingga 14 hari.

Namun, pemerintah Berdymukhamedov menyebut pernyataan itu sebagai 'berita palsu'.

Pada bulan Juli, misi WHO di Turkmenistan tidak mengkonfirmasi kasus Covid-19 di negara tersebut.

Namun, pihaknya prihatin dengan "peningkatan jumlah kasus infeksi saluran pernapasan akut dan pneumonia."***

Editor: Nur Annisa

Sumber: DNA India

Tags

Terkini

Terpopuler