Korea Selatan Terancam Gelombang Dua Covid-19, Indonesia Justru Sibuk Siapkan Skenario New Normal

29 Mei 2020, 12:04 WIB
Karyawan dari perusahaan layanan desinfeksi membersihkan stasiun kereta bawah tanah di Seoul, Korea Selatan, Sabtu (28/2/2020).* /REUTERS/

PIKIRAN RAKYAT - Pemerintah Korea Selatan yang telah digadang-gadang berhasil tangani Covid-19 tanpa lockdown, kini pasrah dengan kedatangan gelombang kedua.

Sebelumnya, Korsel juga telah melonggarkan kebijakan pembatasan wilayah, hingga munculnya klaster baru di klub malam.

Hampir semua negara yang mengambil keputusan untuk melonggarkan pemabatasan wilayah, terpaksa diladana ancamam serangan kedua Covid-19.

Baca Juga: Naik KRL di Era New Normal, Penumpang Wajib Diam Seribu Bahasa Tanpa Suara

Menanggapi hal tersebut, pemerintah Indonesia justru tengah gencar menggembar-gemborkan New Normal atau hidup bedampingan dengan virus.

Langkah ini diambil dengan maskud menyelamatkan perekonomian negara dan nengembalikannya menjadi stabil seperti sedia kala.

Dilaporkan Strait Times, Negeri Ginseng itu menerapkan lagi pembatasan social distancing yang lebih ketat mulai akhir Mei 2020 ini.

Baca Juga: Kecamatan Tegadlimo Banyuwangi Masuk Zona Merah Usai Pemuda 25 Tahun Dinyatakan Positif Covid-19

Langkah pencegahan virus corona tersebut kembali dilakukan setelah pemerintah setempat mencatat laporan kluster penularan terbaru.

Gelombang kedua muncul setelah jumlah kasus positif corona harian melonjak tiba-tiba dan menjadi yang tertinggi sejak bulan April 2020 silam.

Padahal, penduduk Korea Selatan hampir saja kembali ke kehidupan semula usai menurunnya jumlah pasien baru Covid-19 harian selama dua bulan terakhir.

Baca Juga: Pasien Covid-19 Bisa Bernapas Murah, Si Jenius 'Hunter' Berhasil Ubah Mesin Kopi Jadi Ventilator

Klaster penyebaran virus corona terbaru berpusat di Metropolitan Seoul Raya yang dihuni hampir setengah penduduk Korsel.

Kebijakan social distancing yang telah diperlonggar sejak Rabu 6 Mei 2020 lalu, lagi-lagi diperketat pejabat pemerintah demi mencegah penularan lebih luas.

Museum, taman, galeri seni ditutup sejak Jumat 29 Mei 2020 hingga dua minggu ke depan.

Baca Juga: Tok! PSBB Jawa Barat Diperpanjang Tapi Bogor Depok Bekasi Tetapkan Waktu Lebih Singkat

Menteri Kesehatan Park Neung-hoo mengumumkan pengetatan itu pada Kamis 28 Mei 2020.

"Kami memutuskan untuk kembali memperkuat semua tindakan karantina di wilayah metropolitian sejak besok hingga Minggu 14 Juni 2020 mendatang,"ucapnya.

Penduduk setempat juga diharapkan menghindari kerumunan dan perkumpulan sosial, termasuk restoran dan bar.

Baca Juga: Corona Berlalu, Cerita Kang Mus Pindah hingga Copet Nyaris Bubar di Preman Pensiun Akan Dilanjutkan

Di sisi lain, tempat-tempat ibadah masih diizinkan untuk berkegiatan dengan tambahan pengetatan protokol kesehartan.

Adapun fasilitas pendidikan sedang dipersiapkan untuk dibuka kembali sesuai jadwal jika tak ada penambahan masa social distancing.

"Dua minggu ke depan sangat krusial dalam mencegah penyebaran infeksi di wilayah metropolitan," lanjut Park.

Baca Juga: Beredar Kabar Aa Gym Sebut Pemerintah Tega, Sudah 10 Tahun Terus Khianati Umat Islam, Simak Faktanya

"Kita akan kembali memasuki masa social distancing jika kita gagal," tegasnya.

Dia mengatakan bahwa pemerintah akan melakukan upaya yang lebih keras dalam mengampanyekan social distancing.

Pasalnya, jumlah kasus baru sudah naik lebih dari 50 orang setidaknya dalam tujuh hari berturut-turut.*** (Mahbub Ridhoo Maulana)

Artikel ini pernah tayang di Pikiran-rakyat.com dengan judul Saat Indonesia Bersiap Hidup New Normal, Korea Selatan Kini Dihadapi Ancaman Gelombang Kedua Corona

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler