Begini Penjelasan Pemerintah Turki Terkait Ikon Kristen Tetap Dipasang di Hagia Sophia

12 Juli 2020, 18:33 WIB
HAGIA Sophia kembali menjadi masjid lagi setelah Turki mencabut dekrit zaman Atatturk.* /AFP Photo/Ozan KOSE

PR PANGANDARAN -  Presiden Turki mengumumkan bahwa Hagia Sophia resmi beralih fungsi menjadi Masjid namun ikon agama Kristen akan tetap ada.

Hal tersebut diungkap oleh Pemerintah Turki yang menyebut bahwa keputusan ini tidak menjadikan Hagia Sophia eksklusif bagi umat islam saja, melainkan akan terbuka bagi seluruh kalangan baik muslim dan non muslim.

Dilansir PikiranRakyat-Pangandaran.com dari situs RRI, Dengan berubahnya status Hagia Sophia dari museum menjadi masjid, Edrogan mengatakan para pengunjung tak lagi membayar untuk masuk ke Hagia Sophia alias gratis.

Baca Juga: Begini Kronologi Anjing Pelacak Jenis K9 Berhasil Mengendus Bau Pembunuh Editor Metro TV

"Karena status museum telah berubah, kami membatalkan biaya masuk. Seperti masjid lainnya, pintu akan terbuka untuk semua orang. Dengan status yang baru, Haiga Sophia akan merangkul semua orang dengan lebih tulus," kata Edrogan seperti dilansir dari CNN pada Minggu (12/7).

Meski menuai protes dari dunia, Erdogan tetap mantap dengan keputusan yang telah diambil. Ia menyebut, keputusan ini ada ditangannya mengingat Hagia Sophia merupakan hak kedaulatan Turki.

"Tetapi cara Hagia Sophia akan digunakan berada di bawah hak-hak kedaulatan Turki. Kami menganggap setiap langkah yang melampaui menyuarakan pendapat merupakan pelanggaran kedaulatan kami," lanjutnya.

Baca Juga: Dokter Ungkap Virus Baru Bersumber dari Peternakan Ayam, Jadi Ancaman Pandemi Mematikan Selanjutnya

Keputusan Edrogan ini menuai banyak opini dari dunia internasional. Salah satunya, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mengaku kecewa atas keputusan Erdogan mengubah Hagia Sophia sebagai masjid.

Kementerian Luar Negeri AS menyatakan, Gedung Putih mendesak Turki agar tetap memberikan akses bagi semua pengunjung, meski bangunan era Bizantium itu telah diubah dari museum menjadi masjid.

"Kami kecewa dengan keputusan pemerintah Turki mengubah status Hagia Sophia," kata juru bicara Kemlu AS Morgan Ortagus beberapa waktu lalu.

Selain AS, Badan Pendidikan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO), Rusia, dan Yunani juga turut menyesalkan perubahan status Hagia Sophia menjadi masjid.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Jawa Barat Meningkat, Bos-bos BUMN Malah Asyik Pelesiran ke Ciwidey

Yunani menganggap, langkah Turki mengubah fungsi Hagia Sophia merupakan bentuk provokasi bagi peradaban.

Sementara itu, Gereja Ortodoks Rusia menganggap, selama ini Hagia Sophia sebagai salah satu tempat suci bagi umat Kristen Ortodoks Negeri Beruang Merah.

"Ancaman terhadap fungsi Hagia Sophia merupakan ancaman bagi seluruh peradaban Kristen baik secara spiritual maupun sejarah," Ketua Gereja Ortodoks Rusia.UNESCO pun telah melayangkan protes resmi atas alih fungsi Hagia Sophia menjadi masjid, terutama karena pemerintah Turki tidak mengkomunikasikan hal itu sebelumnya.***

Editor: Evi Sapitri

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler