Korban Pertama Eksekusi Mati Donald Trump Menangis Minta Maaf Sebelum Disuntik, Ini Kisahnya

- 11 Desember 2020, 21:13 WIB
Presiden Donald Trump
Presiden Donald Trump //Instagram//realdonaldtrump

PR PANGANDARAN – Pemerintahan Donald Trump telah mengeksekusi Brandon Bernard pada kamis malam yang menjadi eksekusi kesembilan tahun ini.

Eksekusi terhadap Bernard ini menjadi salah satu dari lima eksekusi yang dilakukan oleh pemerintahan Trump sebelum Joe Biden menjabat.

Bernard seorang anggota geng jalanan di Texas telah dihukum mati karena keterlibatannya dalam pembunuhan pasangan religius dari Lowa lebih dari dua dekade lalu.

Baca Juga: Tega Bunuh Ibu dan Ayah Kandungnya Sendiri, Anak asal Jambi Ini Ternyata Pakai Alat...

Sementara empat orang lagi direncanakan juga akan dieksekusi sebelum pelantikan Biden pada Januari 2021.

Bernard meninggal setelah disuntik mati di dalam penjara AS di Terre Haute, Indiana, di mana eksekusinya ini jarang terjadi karena kejahatannya dilakukan saat masih remaja bukan sekarang.

Kematiannya ini saat dia berusia 40 tahun pada pukul 9.27 malam dengan disaksikan oleh orang lain di balik penghalang kaca.

Baca Juga: Feni Rose Sindir Pedas Hotman Paris yang Bocorkan Rahasia Gisel ke Media: Dia Bukan Pengacara...

Sebelum dieksekusi mati, Bernard meminta maaf kepada keluarga korban dengan tenang meskipun dia tahu dirinya akan segera mati.

Berbicara selama lebih dari tiga menit, Bernard mengatakan dia telah menunggu kesempatan ini untuk mengatakan bahwa dia menyesal atas tindakannya dulu.

Saat Bernard berusia 18 tahun, dia dan empat remaja lainnya menculik dan merampok Todd dan Stacie Bagley dalam perjalanan dari kebaktian Minggu di Killeen, Texas.

Baca Juga: Jadi Sorotan Media Asing, Pria asal Tapanuli Pukul Kepala Ibunya hingga Meninggal Hanya karena Nasi

Sebelum dieksekusi, pengacara Bernard telah mengajukan surat ke Mahkamah Agung untuk menghentikan eksekusi tersebut, tetapi pengadilan tinggi menolak permintaannya.

Selama di penjara, Bernard mengisi kegiatannya dengan merajut bahkan membentuk sebuah kelompok merajut bagi narapidana hukuman mati untuk membuat sweater, selimut, dan topi.***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x