‘Jadi Kelinci Percobaan’, Kamboja Tolak Vaksin dari Tiongkok: Sangat Bahaya, Bisa Sebabkan Kematian

- 23 Desember 2020, 15:49 WIB
Bendera Kamboja.
Bendera Kamboja. /Pixabay/Jorono/

PR PANGANDARAN – Kamboja telah mengumumkan bahwa mereka tidak akan menjadi kelinci percobaan untuk vaksin apa pun yang dikembangkan.

Perdana Menteri Hun Sen mengatakan meskipun ada suatu negara yang memberikan vaksin Covid-19 yang belum disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia secara gratis, dia akan menolak untuk menjaga kesehatan masyarakat.

“Jika vaksin tidak disetujui untuk digunakan dan kami menggunakannya untuk menyuntik orang, itu dapat menyebabkan kematian atau berpengaruh pada kesehatan, itu akan sangat bahaya,” ucapnya dalam pidato yang disiarkan televisi nasional dikutip oleh PikiranRakyat-Pangandaran.com.

Baca Juga: Gisella Anastasia Kembali Dipanggil Polisi Soal Kasus Video Syur Mirip Dirinya, Ini Kata Yusri Yunus

“Kami lebih memilih memakai masker sambil menunggu (mendapatkan vaksin untuk disetujui),” tambahnya.

Dia melanjutkan dirinya tidak akan mengizinkan warga Kamboja digunakan sebagai uji coba vaksin oleh negara atau perusahaan manapun jika tidak disetujui oleh WHO.

Kamboja akan membeli vaksin hanya dari negara-negara yang telah WHO setujui penggunaannya.


Hun Sen mengatakan beberapa negara telah memproduksi dan meluncurkan vaksin Covid-19, tetapi belum ada yang disetujui oleh WHO seperti dari Rusia, Tiongkok, Amerika Serikat, Inggris, atau Jerman.

Baca Juga: Belum Lama Menikah, Nathalie Holscher Kepergok Jual Murah Aset Sule Rp2 Juta dari Rp45 Juta

Nikkei Asia melaporkan bahwa Kamboja akan memperoleh satu juta dosis untuk batch pertama vaksinasi Covid-19 tetapi tidak ingin vaksin Sinovac dari Tiongkok.

Hun Sen mengatakan vaksin telah dipesan melalui fasilitas COVAX yang didukung PBB, yang mensubsidi vaksin untuk 92 negara berpenghasilan rendah.

COVAX memberikan bantuan bagi negara-negara miskin untuk memperoleh vaksin sebanyak 20 persen dari populasi yang ada.

Pernyataan Hun Sen ini melawan pernyataan Perdana Menteri Tiongkok, Li Keqiang yang mengatakan bahwa negara-negara kawasan Mekong akan diberikan prioritas mendapatkan vaksin setelah selesai dikembangkan.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: New Strait Times


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x