‘Ubah Orang Jadi Buaya dan Tumbuhkan Janggut pada Wanita’, Ucapan 'Gila' Presiden Brasil Soal Vaksin

- 20 Desember 2020, 10:25 WIB
Presiden Brazil, Jair Bolsonaro
Presiden Brazil, Jair Bolsonaro /Instagram/@jairmessiasbolsonaro

PR PANGANDARAN – Beberapa negara sudah mulai melakukan vaksinasi untuk menekan penyebaran Covid-19.

Namun, Presiden Brasil Jair Bolsonaro memberikan kritik terhadap vaksin Pfizer-BioNTech dan menolak untuk divaksinasi.

Dia mengatakan jika vaksin tersebut dapat mengakibatkan efek samping yang aneh, seperti menumbuhkan janggut pada wanita, membuat orang berubah menjadi buaya, dan membuat pria berbicara dengan suara seperti wanita.

Baca Juga: Syarat dari Deddy Corbuzier Jika Undang Kalina-Vicky di Podcast, Singgung Mental Azka

“Dalam kontrak Pfizer sangat jelas ‘Kami tidak bertanggung jawab atas efek samping apa pun.’ Jika anda berubah menjadi buaya, itu masalah anda,” ucap Bolsonaro dikutip oleh PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Bussines Insider.

“Jika anda menjadi manusia super, jika seorang wanita mulai menumbuhkan janggut atau jika seorang pria mulai berbicara dengan suara feminin, mereka (Pfizer) tidak akan ikut campur dengan itu,” lanjutnya.

Meskipun vaksinasi mulai dilakukan di Brasil, tapi dia bersikeras tidak akan divaskinasi.

Baca Juga: Ternyata Ada 6 Golongan yang Diperbolehkan ke Bali Tanpa Swab Tes PCR, Ini Rinciannya...

“Beberapa orang mengatakan saya memberikan contoh yang buruk. Tetapi kepada orang bodoh katakan ini, saya memberi tahu mereka bahwa saya sudah tertular virus, saya memiliki antibodi, jadi mengapa harus divaksinasi?” katanya.

Pada kesempatan lain dia juga mengatakan jika dirinya yang tak mau divaksinasi merupakan haknya dan Kongres tidak akan menyulitkan siapa pun yang tidak ingin menerima vaksin.

Mahkamah Agung Brasil telah memutuskan bahwa vaksinasi itu wajib, tetapi warga Brasil tidak akan dipaksa untuk menerima suntikan.

Baca Juga: Kocak, Inul Daratista Ungkap Alasan Adam Suseno Mencukur Habis Kumisnya, Ternyata Romantis!

Bolsonaro telah meremehkan pandemi sejak awal. Pada Mei, dia menyebut virus corona sebagai flu ringan.

Pada Juli, dia dinyatakan positif Covid-19 dan menderita demam, butuh waktu tiga minggu untuk pulih.

“Saya tahu saya akan terkena suatu hari nanti, karena saya pikir sayangnya hampir semua orang di sini pada akhirnya akan terkena. Apa yang anda takutkan? Hadapi!” ujarnya sebulan kemudian pada wartawan.

Baca Juga: Cek Fakta: Shopee Dikabarkan Bagi-bagi Uang Tunai Rp175 Juta Melalui SMS, Simak Faktanya

Minggu lalu, dia mengatakan bahwa Brasil berada di ujung pandemi padahal saat ini sedang mengalami lonjakan kasus virus baru.

Pada hari Rabu, negara itu mencatat rekor harian dengan lebih dari 70.000 kasus baru dilaporkan dan sehari kemudian, negara itu mencatat lebih dari 1.000 kematian dalam periode 24 jam.

Brasil memiliki jumlah kematian akibat virus corona tertinggi kedua di dunia, lebih dari 185.000 orang Brasil telah meninggal sejak pandemi dimulai.***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Bussines Insider


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x