Dosen Indonesia Hukum 300 Mahasiswa di Australia, Ternyata Penyebabnya Gegara Hal Ini

- 24 Desember 2020, 21:53 WIB
ILUSTRASI dosen.
ILUSTRASI dosen. //pexels/fauxels

PR PANGANDARAN – Mahasiswa tahun ketiga pada kelas algoritma di Australian National University (ANU) akan kehilangan 30 persen dari nilai mereka.

Setelah pihak kampus menduga adanya kecurangan dalam tugas yang diberikan tapi tidak pasti siapa pelakunya, pihak kampus memutuskan untuk menghukum semuanya.

ANU mengatakan bahwa mereka sangat menjunjung integritas akademik sehingga adanya kecurangan dalam tugas tidak dapat ditoleransi.

“Penilaian ini telah dikompromikan, untuk menjaga integritas akademik mata pelajaran, penilaian lainnya telah diskalakan ulang,” ucap juru bicara kampus tersebut.

Baca Juga: Susi Pudjiastuti Murka, Usai Akui Unblock Sandiaga Uno Malah Disebut Menteri Tukang Kritik

Universitas menemukan ada iklan yang menawarkan jasa berbayar untuk mengerjakan tugas tapi tidak dapat mengetahui siapa yang mencoba melakukannya.

Sehingga Dr. Hanna Kurniawati selaku dosen memberi tahu sekitar 300 siswa di kelasnya bahwa mereka semua akan dihukum karena adanya laporan pelanggaran akademis yang masif.

“Harap jangan mengeluh kepada staf pengajar tentang hukuman ini, melainkan anda harus mengeluh kepada rekan-rekan anda yang meminta orang lain mengerjakan tugas,” ujarnya.

“Kami cukup baik untuk memberikan nilai minimum nol bukan minus,” sambungnya.

Baca Juga: Cek dtks.kemensos.go.id Sekarang! Jika Ingin Daftar DTKS Kemensos dan Dapat Bantuan BST Rp300 Ribu

Atas hukuman tersebut, mahasiswa merasa frustasi karena setiap orang harus dihukum atas tindakan beberapa mahasiswa.

“Bayangkan polisi menghukum mati semua orang karena mereka tidak dapat menemukan pembunuhnya,” ucap mereka.

Presiden Asosiasi Mahasiswa Ilmu Komputer ANU, Felix Friedlander, menulis protesan kepada pihak kampus dengan mengatakan bahwa keputusan untuk menghukum semua mahasiswa tidak dapat diterima.

Baca Juga: Donald Trump Janji Beri Rp28 Triliun ke Indonesia, Jika Jalin Hubungan Diplomatik dengan Israel

“Saya memahami bahwa membiarkan orang lain mengerjakan tugas atau menjiplak adalah hal yang salah, orang mungkin lulus tanpa memahami pelajaran tersebut,” ucapnya.

“Tapi dengan menghukum semua, itu juga tidak benar. Siswa yang telah belajar dan merasa paham terkait materi pelajaran mungkin menjadi tidak lulus,” pungkasnya.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Information Age


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x