6 Bulan Sembuh dari Covid-19, Ternyata Ada Kondisi Mengkhawatirkan 'Long Covid', Ini Penjelasannya

- 23 September 2020, 16:30 WIB
Ilustrasi Covid-19.
Ilustrasi Covid-19. /Pixabay.com/TheDigitalArtist

PR PANGANDARAN - Pandemi genap setahun, tetapi fakta seputar Covid-19 ini belum tergali dalam. Baru-baru ini, penelitian yang dilakukan oleh Patient-Led Research for Covid-19 tentang “Covid Lama” atau terjemahan dari “long Covid” menunjukan hasil yang agak mengkhawatirkan. 

Penelitian dari survei global ini mengikutsertakan orang yang berusia 18 sampai 80 tahun dari lebih 56 negara yang menanggapi dengan 9 bahasa  untuk 257 pertanyaan yang berbeda.

Hasilnya, banyak orang yang menderita  "Covid lama" ini masih tidak dapat bekerja dengan maksimal setelah enam bulan terinfeksi.

 Baca Juga: Nadiem Makarim Klarifikasi Soal Dihapusnya Formasi CPNS bagi Guru, Ternyata Begini Ketentuannya

Dilansir dari laman Guardian, analisis ini dibatasi pada responden yang mengalami Covid selama lebih dari 28 hari yang gejala awalnya muncul sebelum bulan Juni 2021.

Penelitian ini merupakan salah satu penelitian terbesar yang belum melalui proses peninjauan sejawat (peer review). Oleh karena itu, temuan ini harus ditafsirkan dengan hati-hati.

Mayoritas responden berbahasa Inggris, berkulit putih dan berstatus sosial ekonomi lebih tinggi. Sebagian besar peserta melaporkan memiliki setidaknya satu kondisi yang sudah ada sebelumnya seperti alergi, migrain, dan asma. Kurang dari sepertiga responden dalam survei juga memiliki infeksi Covid-19 yang dikonfirmasi.

 Baca Juga: Keluarga Lina Gelar Pengajian Satu Tahun, Teddy Justru Sibuk ke Pengadilan Agama Urus Harta Warisan

Hasil penelitian ini menunjukkan 205 gejala di 10 sistem organ dicatat, dengan 66 gejala terlacak selama tujuh bulan. Rata-rata, responden mengalami gejala dari sembilan sistem organ.

Sekitar 65% responden (2.454) melaporkan mengalami gejala setidaknya selama enam bulan. Gejala yang paling mungkin bertahan setelah enam bulan termasuk kelelahan, kelelahan pasca-aktivitas, disfungsi kognitif ("kabut otak"), sensasi neurologis, sakit kepala, masalah memori, insomnia, nyeri otot, jantung berdebar, sesak napas, pusing / masalah keseimbangan, dan masalah bicara dan bahasa.

Halaman:

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Guardian


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x