PR PANGANDARAN – Presiden Tiongkok, Xi Jinping disebut khawatir dengan kebangkitan gereja Kristen di negaranya yang telah dia tekan selama ini.
Di tengah upaya Xi untuk mempertahankan kendali di negaranya, Dr. Ron Boyd-MacMillan, Direktur Riset Strategis di organisasi amal Kristen, Open Doors, mengklaim bahwa Perdana Menteri Tiongkok semakin khawatir dengan pertumbuhan ukuran Gereja di sana yang saat ini diperkirakan berjumlah 97 juta orang.
Dr. Boyd-MacMillan mengklaim ukuran Gereja di negara itu akan meningkat pesat dalam beberapa dekade mendatang dan dapat mencapai 300 juta orang pada tahun 2030 sehingga bisa menciptakan kelompok yang cukup besar untuk menantang pemerintah Xi.
Baca Juga: Fakta Mengejutkan, Bumi Kehilangnya Es pada Tingkat Rekor Tertinggi 28 Triliun Ton, Pertanda Apa?
“Mengapa Gereja Tionghoa menjadi sasaran karena para pemimpin takut dengan ukuran Gereja dan pertumbuhan Gereja,” ucapnya dikutip oleh PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Express, Selasa 26 Januari 2021.
Pertumbuhan gereja dianggap menjadi ancaman karena pemerintah Tiongkok harus rela berbagai kekuasaan dengan mereka yang mana jumlahnya bisa mencapai 300 juta orang pada tahun 2030.
Partai Komunis telah membuat kebijakan Chinafication di negara bagian untuk menggabungkan gereja ke dalam identitas budaya Tiongkok.
Dengan warga menyerahkan data pribadi mereka karena pandemi, Partai Komunis mampu meningkatkan kampanye pengawasannya terhadap pertumbuhan gereja di negara bagian tersebut.
Artikel Rekomendasi