Dituduh Sembunyikan Data Covid-19 ke Tim WHO, Tiongkok Membalas AS dengan Pernyataan Ini

- 15 Februari 2021, 12:40 WIB
Bendera Tiongkok.
Bendera Tiongkok. /Pixabay/SW1994

PR PANGANDARAN - Tiongkok membalas Amerika Serikat (AS) atas tuduhan menyembunyikan beberapa informasi tentang data Covid-19 dari para penyelidik Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Dalam sebuah pernyataan pada Sabtu, Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan membuat pernyataan yang bernada menyerang Tiongkok dengan tuduhan sembunyikan data Covid-19 kepada tim WHO yang berkunjung.

Lebih lanjut, Sullivan juga menyebut tim WHO yang bekerja menyelidiki asal-usul Covid-19 seolah buntu dengan adanya aksi sembunyikan data dari Tiongkok tersebut.

Baca Juga: Kecam Laporan Media AS Soal Tiongkok Tolak Beri Data Covid-19, Pakar WHO: Memalukan, Kutipan Diputarbalikkan

"Washington memiliki keprihatinan mendalam tentang cara temuan awal penyelidikan Covid-19 dikomunikasikan dan pertanyaan tentang proses yang digunakan untuk menjangkau mereka."

"Laporan ini harus independen, dengan temuan ahli yang bebas dari intervensi atau perubahan oleh pemerintah Tiongkok," jelasnya, merujuk pada misi WHO yang menyelidiki asal-usul pandemi di pusat kota Wuhan, tempat virus corona pertama kali terdeteksi pada akhir 2019.

"Untuk lebih memahami pandemi ini dan bersiap untuk pandemi berikutnya, Tiongkok harus menyediakan datanya sejak hari-hari paling awal wabah," tambah pernyataan Sullivan.

Baca Juga: Derita Penyakit Lyme Bersama Dua Anaknya, Yolanda Hadid: Publik Harus Tahu, Medsos Kami Bukan Hanya Selfie

Untuk itu, Tiongkok menanggapi pada Minggu dengan pernyataan dari Kedutaan Besar Washington yang mengatakan bahwa AS telah sangat merusak kerja sama internasional terkait Covid-19, bahkan sekarang menuding negara lain yang telah setia mendukung WHO.

Meskipun Tiongkok menyambut baik keputusan Presiden Joe Biden untuk membatalkan langkah pemerintahan Trump untuk meninggalkan WHO, tetapi Tiongkok berharap AS akan berpegang teguh pada standar tertinggi, seperti mengambil sikap yang serius, tulus, transparan dan bertanggung jawab, memikul tanggung jawab yang semestinya, mendukung WHO.

Artinya, AS harus bekerja dengan tindakan nyata dan berkontribusi pada kerja sama internasional terkait Covid-19, demikian pernyataan juru bicara Kedutaan Besar Tiongkok itu.

Selain itu, belum lama ini muncul tuduhan Tiongkok menahan data yang termuat dalam salah satu media AS, The New York Times, sehingga memicu anggota tim investigasi WHO Peter Daszak turun ke dunia Twitter.

Baca Juga: Ashanty Alami Batuk hingga Sesak Napas, Kini Aurel, Azriel dan Arsy Dinyatakan Positif Covid-19

"Ini BUKAN pengalaman saya dalam misi @WHO."

“Sebagai pemimpin kelompok kerja hewan / lingkungan, saya menemukan kepercayaan & keterbukaan dengan rekan saya di Tiongkok. Kami SUDAH mendapatkan akses ke seluruh data baru yang penting. Kami MENINGKATKAN pemahaman kami tentang kemungkinan jalur limpahan,” demikian bunyi cuitan Daszak yang penuh bantahan itu.

Anggota tim lainnya, Thea Koelsen Fischer dari Denmark, juga mengatakan bahwa itu bukan pengalamannya dan menyiratkan beberapa komentar telah disalahartikan di media.

“Kami telah membangun hubungan yang baik dalam tim Epi Tiongkok / Int! Membiarkan argumen yang memanas mencerminkan tingkat keterlibatan yang dalam di ruangan itu. Kutipan kami sengaja memutarbalikkan bayangan atas karya ilmiah penting,” cuit Fischer membalas unggahan Daszak.

Baca Juga: Tiongkok Sarkasme Sambut AS Bergabung Kembali ke WHO: Ini Bukan Pasar Malam yang Bebas Datang dan Pergi

Saat berada di Wuhan, Koelsen Fischer mengatakan dia tidak bisa melihat data mentah dan harus mengandalkan analisis data yang diberikan kepadanya.

Hanya saja, dia berkata bahwa itu benar terjadi di banyak negara.

Daszak kemudian membenarkan pernyataan Fischer dengan cuitan yang bernada kecewa pada salah satu media besar AS

“Sangat mengecewakan menghabiskan waktu bersama jurnalis menjelaskan temuan kunci dari pekerjaan kami yang melelahkan selama sebulan di China, untuk melihat rekan-rekan kami secara selektif salah mengutip cocok dengan narasi yang ditentukan sebelum pekerjaan dimulai. Malu padamu @nytimes,” demikian bunyi cuitan Daszak.

Baca Juga: Tiongkok Sarkasme Sambut AS Bergabung Kembali ke WHO: Ini Bukan Pasar Malam yang Bebas Datang dan Pergi

Sebagai informasi, Daszak kelahiran Inggris, ahli zoologi yang sekarang bekerja di New York. Daszak sebelumnya bekerja dengan wakil direktur Institut Virologi Wuhan, Shi Zhengli, untuk melacak asal-usul sindrom pernafasan akut yang parah, atau SARS, yang berasal dari China dan menyebabkan wabah penyakit tahun 2003.

Sementara itu, Kunjungan tim WHO ke Tiongkok secara politik sensitif untuk Beijing yang khawatir akan disalahkan atas dugaan salah langkah dalam tanggapan awal terhadap pandemi Covi-19.

Sedangkan, investigasi Associated Press menemukan bahwa pemerintah Tiongkok memang membatasi penelitian wabah dan memerintahkan para ilmuwan untuk tidak berbicara dengan wartawan.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Associated Press


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x