Chiang Mai di Thailand Termasuk Kota Paling Tercemar di Dunia, Ternyata Ini Penyebabnya

- 12 Maret 2021, 07:00 WIB
Ilustrasi kebakaran hutan.
Ilustrasi kebakaran hutan. /Pixabay/Ylvers/

PR PANGANDARAN - Thailand bagian utara kini sedang menghadapi krisis karena sedang tercemar udara beracun.

Perbukitan dan pegunungan di Thailand mengalami kebakaran hutan, dengan Indeks Kualitas Udara (AQI) melewati ambang batas berbahaya, sehingga menjadi tercemar.

Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Channel News Asia, berdasarkan pembacaan AQI oleh Departemen Pengendalian Polusi, lima provinsi utara di Thailand mencatat kualitas udara yang tidak sehat hingga berbahaya pada Kamis 11 Maret 2021, salah satunya adalah Chiang Mai.

Baca Juga: 4 Zodiak Ini Bikin Mantan Gagal Move On, Scorpio Berkharisma hingga Leo Tinggalkan Kesan Baik

Provinsi-provinsi tersebut antara lain Mae Hong Son (350), Chiang Mai (248), Chiang Rai (291), Tak (219) dan Lamphun (213).

Data AQI di atas 100 dianggap tidak sehat, sedangkan level di atas 200 dianggap sangat tidak sehat. Pembacaan lebih dari 300 biasanya dianggap berbahaya.

Data dari IQAir, mitra teknologi Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa juga menyatakan bahwa kota Chiang Mai termasuk di antara tiga kota paling tercemar di dunia.

Baca Juga: Jadwal Acara TV Jumat, 12 Maret 2021: SCTV, MNC TV, NET TV, dan RCTI, Ada Ikatan Cinta dan In The Kost

Hingga kini, lebih dari 1.400 titik api telah terdeteksi di wilayah utara mengalami peningkatan yang cukup besar dari 352 pada 1 Maret lalu.

Beberapa di antaranya yaitu akibat dari kekeringan dan panas terik, sementara yang lain disebabkan oleh pembakaran oleh petani petani untuk membersihkan lahan pertanian.

Sejumlah sukarelawan telah bergabung dengan petugas pemadam kebakaran dari Departemen Kehutanan Kerajaan untuk membantu mengendalikan api di provinsi utara. Salah satunya yaitu pilot berusia 36 tahun asal Bangkok, Rapeepol Yaparohit.

Baca Juga: Luna Maya Kini Mulai Buka Hati, Mungkinkah Akan Kembali ke Ariel Noah?

"Bagi saya, kebakaran hutan adalah masalah serius dan saya ingin membantu mereka. Kami menggunakan teknologi seperti GPS, drone, dan aplikasi seluler untuk menemukan petugas pemadam kebakaran di hutan serta lokasi kebakaran. Drone membantu memberikan gambar udara dari area tersebut, yang berguna saat kita tidak terbiasa dengan geografi," ucap Rapeepol.

Rapeepol mengatakan, tidak ada jalan yang dilalui dengan baik untuk mencapai api.

"Kita perlu menggunakan pisau untuk membuka jalan. Jadi, tersesat itu mungkin dan itulah mengapa kami memiliki tim terdepan untuk membuka jalan. Beberapa orang akan menandai jalan dengan potongan kain agar kami tahu jalannya kembali," ungkapnya.

Baca Juga: 8 Orang Tewas dalam Protes anti-Kudeta, Militer Myanmar Tuduh Aung San Suu Kyi Terima Suap

Untuk informasi, antara 1 Januari dan 5 Maret, Kantor Kesehatan Umum Chiang Mai telah melaporkan 31.788 kunjungan medis pasien dengan masalah kesehatan terkait polusi udara, termasuk asma, bronkitis, rinitis kronis, dan sindrom koroner akut.

Bagi relawan dan petugas, keselamatan saat ini adalah kunci. mereka diharuskan memakai masker wajah yang dapat menyaring partikel mikro dengan diameter kurang dari 2,5 mikrometer.

Kekhawatiran lain juga perlu diwaspadai seperti kelelahan, kecelakaan kerja, dan jatuh dari bukit.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x