"Enam tahun lalu, putra sulung saya menghilang dari rumah. Seminggu kemudian, orang menemukan mayatnya di sebuah mobil (becak), dia baru berusia 40 tahun," katanya.
"Sebagian diriku mati bersamanya tetapi dibebani oleh tanggung jawab, aku bahkan tidak punya waktu untuk berduka. Keesokan harinya, saya kembali ke jalan, mengendarai mobil saya," tambahnya.
Tapi, sayangnya, cobaan tak berhenti sampai disitu, tragedi terjadi lagi dua tahun kemudian, ketika putranya yang lain, juga ditemukan tewas karena bunuh diri.
Artikel ini telah tayang sebelumnya di Ringtimesbali.pikiran-rakya.com dengan judul 'Demi Cucu Jadi Guru, Kakek di India Rela Jual Rumah dan Tidur di Dalam Becak'.
"Saya telah memberikan tumpukan kayu pemakaman kedua putra saya, apa yang bisa lebih buruk bagi seorang ayah?," ujarnya.
Tanggung jawabnya terhadap istri, menantu, dan cucunya membuat ia bertekad dan termotivasi untuk terus maju.
"Setelah kremasi, cucu perempuan saya bertanya, 'Dadaji, apakah saya harus berhenti sekolah?', Saya mengumpulkan semua keberanian saya dan meyakinkan dia," ujarnya.
Ia menekankan kepada sang cucu, untuk tetap melanjutkan sekolahnya, dan belajar sesukanya demi mencapai cita-citanya.
Artikel Rekomendasi