Bukan untuk Pengunjuk Rasa, Militer Myanmar Umumkan Gencatan Senjata Sepihak Selama Sebulan

- 1 April 2021, 08:00 WIB
Tak Berlaku untuk Pengunjuk Rasa, Militer Myanmar Tawarkan Gencatan Senjata
Tak Berlaku untuk Pengunjuk Rasa, Militer Myanmar Tawarkan Gencatan Senjata /Reuters

Demonstran yang sangat damai di kota-kota Myanmar menghadapi polisi dan tentara yang dipersenjatai dengan senjata perang yang mereka gunakan dengan bebas.

Setidaknya 536 pengunjuk rasa dan pengamat telah tewas sejak kudeta, menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik Myanmar, yang menghitung mereka yang dapat didokumentasikan dan mengatakan jumlah sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi.

Tidak ada reaksi langsung terhadap pengumuman gencatan senjata dari pasukan etnis minoritas.

Baca Juga: Main Piano Hampir 4 Jam dengan Mata Tertutup, Jefri Setiawan Cetak Rekor Dunia dan Harumkan Nama Indonesia

Beberapa kelompok besar - termasuk Kachin di utara, Karen di timur dan Tentara Arakan Rakhine di Myanmar barat - secara terbuka mengecam kudeta itu dan mengatakan mereka akan membela pengunjuk rasa di wilayah yang mereka kuasai.

Tentara Kemerdekaan Kachin, sayap bersenjata dari Organisasi Kemerdekaan Kachin, menyerang sebuah kantor polisi di kota Shwegu negara bagian Kachin sebelum fajar Rabu, menurut outlet berita lokal The 74 Media dan Bhamo Platform. Para penyerang dilaporkan menyita senjata dan perbekalan serta melukai seorang petugas polisi.

Kachin telah melancarkan serangkaian serangan terhadap pasukan pemerintah di wilayah mereka sejak kudeta, dengan mengatakan babak pertempuran terakhir dipicu oleh serangan pemerintah terhadap empat pos terdepan Kachin. Setelah satu serangan Kachin pada pertengahan Maret, militer membalas dengan serangan helikopter di pangkalan Kachin.

Baca Juga: Britney Spears Menangis 2 Minggu Setelah Rilis Film Dokumenter: Sepanjang Hidup, Saya Dinilai dan Ditonton

Serangan Kachin hari Rabu menyusul konflik baru di Myanmar timur, di mana gerilyawan Karen merebut pos terdepan militer hari Sabtu.

Militer Myanmar menyusul dengan serangan udara hingga Rabu yang menewaskan sedikitnya 13 penduduk desa dan mendorong ribuan lainnya melintasi perbatasan ke Thailand, menurut Free Burma Rangers, sebuah kelompok kemanusiaan mapan yang memberikan bantuan medis kepada penduduk desa di daerah itu.

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: AP


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah