Bayi Ini Selamat Secara Ajaib, Setelah Diajak Lakukan Bom Bunuh Diri Bersama Ibunya

- 6 April 2021, 09:15 WIB
Ilustrasi bom bunuh diri yang dilakukan seorang ibu bersama bayinya, tetapi sang bayi secara ajaib selamat.*
Ilustrasi bom bunuh diri yang dilakukan seorang ibu bersama bayinya, tetapi sang bayi secara ajaib selamat.* /Pixabay/Free-Photos
PR PANGANDARAN - Baru-baru ini seorang ibu dikabarkan nekat lakukan bom bunuh diri bersama bayi miliknya di negara Tunisia. 
 
Ibu pelaku bom bunuh diri Tunisia ini dengan membawa bayi mailiknya.  Mereka pun kemudian meledak dalam serangan kontrateroris di pegunungan Tunisia Tengah.
 
Kamis, 2 April 2021, kementerian dalam negeri mengkonfirmasi dalam sebuah pernyataan bahwa selain ibu yang lakukan bom bunuh diri bersama bayinya, terdapat pula tersangka lain
 
 
Mereka merupakan dua ekstremis Islam lainnya tewas dalam operasi terpisah di sana.
 
Pada saat itu, pasukan Tunisia dikabarkan tengah melacak kelompok ekstremis di daerah Gunung Salloum di Kasserine ketika bertemu dengan seorang tersangka jihadi dan keluarganya. 
 
Sebagai akibatmya, Pasukan Garda Nasional mengepung pun pasangan itu beserta dua anak mereka.
 
Menurut pernyataan resmi, tersangka jihadi ditembak dan dibunuh. Segera setelah itu wanita yang menggendong bayi, menekan tombol di ikat pinggangnya dan meledak.
 
 
Wanita dan anak itu dinyatakan meninggal di tempat kejadian. Putri sulung wanita yang juga berada di tempat kejadian secara ajaib selamat dari benturan tersebut. Ia pun kemudian diawasi secara medis.
 
Selain para ekstremis berserta bayi tersebut, pihak berwenang tak melaporkan adanya korban dari kepolisian.
 
Dalam operasi terpisah, dua ekstremis lainnya tewas, setelah penjaga menemui mereka di kawasan Gunung Mghila.
 
Menurut pernyataan itu, kepala brigade Jund Al Khilafa Tunisia dibunuh oleh pasukan keamanan. Pria itu, yang belum diidentifikasi, adalah kepala kelompok ekstremis yang telah berjanji setia kepada ISIS.
 
 
Departemen Luar Negeri AS pada 2018 menunjuk cabang Jund Al Khalifa di Tunisia sebagai entitas teroris. Kelompok itu diyakini bertanggung jawab atas berbagai serangan dan kematian di seluruh Tunisia.
 
Insiden ini terjadi beberapa hari setelah Komisi Penanggulangan Terorisme Nasional Tunisia mengumumkan gagasan pemerintah, yaitu merevisi strategi nasional yang ada dengan tujuan menyesuaikannya dengan situasi saat ini dan masa depan yang mempertanyakan keamanan negara.
 
Sebagaimana PikiranRakyat-Pangandaran.com lansir dari Latin Times, Presiden Komisi Kontra Terorisme Nasional Tunisia, Mounir Ksiksi, membuat laporan pada pekan lalu.
 
 
"Kami perlu lebih fokus pada pencegahan dengan mengidentifikasi penyebab yang mengarah ke terorisme, seperti kerentanan individu dan sosial," ujarnya
 
Ia menambahkan, “Organisasi nasional, badan konstitusi, dan pemangku kepentingan lainnya juga akan dilibatkan dalam strategi ini".
 
Sementara pidatonya pada lokakarya perang melawan ekstremisme kekerasan yang diadakan di Tunis, Ksiksi menekankan bahwa terorisme dan ekstremisme akan ditangani dengan lebih baik dari perspektif pendidikan dan sosial daripada pendekatan keamanan murni.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Latin Times


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x