Korban, Darren Manaog Peñaredondo, keluar dari rumahnya pada 1 April untuk membeli air tetapi dihentikan oleh polisi dan dipaksa melakukan squat 100 kali.
Polisi kemudian menyuruhnya mengulangi latihan, yang berarti dia melakukan total sekitar 300 squat.
Baca Juga: Setia Dampingi Ratu Elizabeth II, Pangeran Philip Sosok 'Kasar' di Balik Modernisasi Monarki Inggris
Peñaredondo diizinkan pulang tetapi mengalami kejang, mengalami koma, dan meninggal sekitar jam 10 malam pada hari yang sama.
“Dia mulai kejang pada hari Sabtu, tapi kami bisa menyadarkannya ketika kembali di rumah. Lalu tubuhnya kembali melemah, kamu kembali mencoba menyadarkannya, namun dia sudah koma,” kata keluarganya.
Menurut The Straits Times, kepala polisi Jenderal Trias membantah bahwa polisi setempat terlibat dalam insiden tersebut.
Baca Juga: Aurel Diminta Lahirkan 15 Anak, Krisdayanti Beri Peringatan: Ngarang, Itu Pinggang Bisa Patah
Ia mengatakan bahwa mereka tidak memiliki catatan bahwa seorang Darren Manaog ditangkap karena melanggar perintah karantina.
"Setelah penyelidikan kami, kami menemukan bahwa seorang Darren Penaredondo ditangkap bukan oleh polisi, tetapi oleh barangay tanod (penjaga) di Barangay Tejero pada Kamis malam," katanya.
Sementara itu, Wakil Menteri Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah tersebut memberikan pernyataannya.
Artikel Rekomendasi