PR PANGANDARAN – suku Pasifik Selatan selama ini menganggap Pangeran Philip sebagai Dewa yang hidup bagi mereka.
Usai Pangeran Philip meninggal dunia, antropolog terkemuka mengatakan bahwa Pangeran Philip akan digantikan Pangeran Charles.
Sebagaimana diketahui, suku yang ada di Pasifik Selatan, tepatnya penduduk desa di pulau kecil Tanna di kepulauan Vanuatu percaya bahwa pemilik gelar Adipati Edinburgh seperti Pangeran Philip, merupakan keturunan nenek moyang secara spiritual.
Baca Juga: Dekati 3 Wanita saat Ditinggal Putri Anne, Arya Saloka: Allah SWT Tunjukan ke Dia Lagi
Namun, Antropolog lantas mengungkapkan alasan suku Tanna yang ada di Pasifik Selatan akan memilih Pangeran Charles sebagai pengganti posisi Pangeran Philip di hati mereka.
Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari situs berita Independent, alasan antropolog berpikir bahwa Pangeran Charles yang akan menggantikan Pangeran Philip yakni karena pada tahun 2018, dia telah diangkat menjadi kepala kehormatan.
Selain itu, Pangeran Charles juga meminum kava dengan campuran air dan akar tanaman kava yang telah diancurkan dan dihidangkan di dalam kelapa.
Huffman, yang merupakan antropolog dan kurator kehormatan museum nasional Vanuatu, mengatakan bahwa salah satu penduduk desa menyimpan kelapa yang diminum Charles sebelumnya dan mengatakan akan membangun kuil untuk itu.
"Jadi dari sanalah hubungan antara Tanna dan Pangeran Charles ada," katanya.
"Saya curiga kepercayaan penduduk pulau akan berlanjut kepada Pangeran Charles setelah kematian Pangeran Philip,” katanya menambahkan.
Baca Juga: John Cena Hadir di Fast & Furious 'F9', Vin Diesel: Seolah Pesan dari Paul Walker
Sebab, menurut Huffman, meminum kava adalah kunci untuk membuka pintu antara dunia ini menuju dunia yangt tidak berwujud.
Hal ini sebagaimana yang diduga akan dilakukan penduduk Tanna atas kematian Pangeran Philip.
Mereka akan melakukan ritual berupa tarian dan ratapan, sambil minum-minuman secara seremonial bersama-sama. Tarian itu disebutnya sebagai gerakan Pangeran Philip.
“Saya membayangkan akan ada beberapa ritual ratapan, beberapa tarian khusus. Akan ada fokus dari tarian tersebut yakni ketika ada pria yang meminum kava - itu adalah kunci untuk membuka pintu ke dunia tak berwujud," ujar Huffman.
“Di Tanna, hal itu tidak diminum sebagai sarana untuk mabuk. Sebab bagi mereka, itu dipercaya sebagai sarana untuk menghubungkan dunia material dengan dunia non-material,” ujarnya. ****
Artikel Rekomendasi