Perdebatan tentang kerja paksa di industri energi surya Tiongkok telah memanas akhir-akhir ini.
Hal ini menyusul pencemaran tak berdasar Barat pada kapas Xinjiang.
Para ahli Tiongkok memperingatkan bahwa Amerika Serikat tengah membuat pola jebakan untuk menghancurkan industri kompetitif di Xinjiang.
Baca Juga: Marcell Siahaan: Kita Harus Harmonis Berdampingan dengan Makhluk Astral
Lebih lanjut, bahkan dikatakan bahwa Amerika Serikat bertujuan menjatuhkan ekonomi Xinjiang dan mata pencaharian masyarakat lokal.
“Kelompok modal dan kepentingan menggunakan pendekatan fitnah dan boikot untuk melumpuhkan industri Xinjiang,” ujar para ahli memperingatkan.
The Global Times mewawancarai raksasa polysilicon lokal dan menemukan bahwa apa yang disebut kerja paksa di industri PV di kawasan itu hanyalah kebohongan dan politisi Amerika Serikat.
"Para pekerja dari kelompok etnis minoritas sebagian besar dipekerjakan secara online, dari universitas dan perguruan tinggi, pasar bakat, dan berdasarkan referensi karyawan. Mereka menikmati cuti tahunan yang dibayar, kunjungan rumah dengan subsidi, hadiah uang tunai pernikahan, bonus akhir tahun, dan hadiah liburan," ujar Zhang Longgen , wakil ketua Xinjiang Daqo, salah satu dari empat produsen polysilicon utama Tiongkok.
Produksi Xinjiang Daqo menyumbang sekitar 15 persen dari pangsa pasar global pada tahun 2020.
Artikel Rekomendasi