Kim Jong-un Ketar-ketir, Jutaan Nyawa Warga Korea Utara Terancam Akibat Bencana Kelaparan

- 20 April 2021, 17:50 WIB
Kim Jong-un Ketar-ketir, Jutaan Nyawa Warga Korea Utara Terancam Akibat Bencana Kelaparan.
Kim Jong-un Ketar-ketir, Jutaan Nyawa Warga Korea Utara Terancam Akibat Bencana Kelaparan. /Instagram/@kimjongun_official_dprk

PR PANGANDARAN – Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un telah memperingatkan bahwa negaranya akan menghadapi bencana kelaparan seperti yang terjadi pada tahun 1990-an yang menewaskan jutaan orang.

Melalui konferensi pers, Kim Jong-un mengatakan bahwa warga Korea Utara harus bersiap untuk menghadapi masa-masa sulit saat bencana kelaparan melanda.

Kim Jong-un mengklaim bahwa Korea Utara menghadapi situasi terburuk karena lahan pertanian hancur ditambah adanya pandemi Covid-19 dan sanksi dari Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: Bukan Predator Soliter, Ahli Paleontologi Ungkap Tyrannosaurus Berburu secara Kelompok Serupa Serigala

Sebelumnya Korea Utara dilanda kelaparan pada tahun 1990-an setelah jatuhnya Uni Soviet. Meskipun jumlah pasti orang yang meninggal selama kelaparan tahun 1990-an masih belum diketahui, banyak ahli yakin jika jumlah korban menembus tiga juta orang.

Analis Korea Utara mengatakan jika peringatan Kim Jong-un mengenai ancaman kelaparan berarti menjadi masalah serius yang harus dihadapi.

“Bukan hal yang aneh Kim Jong-un berbicara tentang kesulitan dan kesulitan, tetapi kali ini bahasanya sangat kaku dan itu berbeda,” kata analis Korea Utara dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Express pada Selasa, 20 April 2021.

Baca Juga: Putus Secara Tak Baik, Billy Syahputra Akhirnya Bongkar Masalah dengan Amanda Manopo

“Oktober lalu misalnya, dia menyampaikan pidato di mana dia mengatakan bahwa dia sendiri gagal membawa perubahan yang cukup,” tambahnya.

"Tapi menyebutkan secara eksplisit bahwa dia memutuskan untuk melaksanakan Arduous March bukanlah sesuatu yang dia katakan sebelumnya,” lanjutnya.

Korea Utara diketahui sebagai negara pegunungan yang mana kekurangan pasokan tanah subur untuk bertani.

Baca Juga: Ancam Kembalikan Betrand Peto ke NTT, Ruben Onsu: Kita Punya Rasa Trauma dengan Kisah Orang Tuanya

Hal ini membuat negara Korea Utara bergantung pada impor dan bantuan untuk makan bagi sepertiga populasinya.

Bulan lalu, PBB memperingatkan adanya krisis pangan serius yang telah menyebabkan kekurangan gizi dan kelaparan.

Tomás Ojea Quintana, Pelapor Khusus PBB untuk Hak Asasi Manusia Korea Utara, mengatakan kematian karena kelaparan telah ditemukan.

Baca Juga: Program Bayi Tabung Kedua Kalinya, Siti Nurhaliza Melahirkan Anak Laki-laki di Bulan Ramadhan

Selain itu, juga adanya peningkatan jumlah anak-anak dan orang tua yang terpaksa mengemis karena keluarga tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka.

Laporan juga menunjukkan bahwa Pyongyang telah memperburuk krisis saat ini dengan menutup perbatasannya dengan Tiongkok sebagai mitra dagang terbesarnya.

Agustus lalu Pyogyang membatasi impor makanan pokok lalu pada Oktober memotong hampir semua perdagangan, termasuk makanan dan obat-obatan.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Selasa 20 April 2021: Papa Surya Minta Riky Dipolisikan, Elsa Panik Takut Terbongkar?

Korea Utara juga menolak tawaran bantuan eksternal, di mana hampir semua diplomat dan pekerja bantuan telah keluar dari negara itu.***

Editor: Mela Puspita

Sumber: Express


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x