Kim Jong-un Serukan Perang, Korea Utara Kembali Siap Uji Coba Rudal untuk Gertak Negara Asing

- 23 April 2021, 21:40 WIB
Kim Jong-un Serukan Perang, Korea Utara Kembali Siap Uji Coba Rudal untuk Lawan AS.
Kim Jong-un Serukan Perang, Korea Utara Kembali Siap Uji Coba Rudal untuk Lawan AS. /Instagram.com/@marshalkimjongun

PR PANGANDARAN – Korea Utara dapat melanjutkan uji coba nuklir tahun ini sebagai cara untuk memaksa pemerintahan Presiden Joe Biden melakukan dialog menurut pakar intelijen Amerika Serikat (AS).

"Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dapat mengambil sejumlah tindakan agresif dan berpotensi mengganggu kestabilan untuk membentuk kembali lingkungan keamanan regional dan mendorong perselisihan antara AS dan sekutunya termasuk dimulainya kembali pengujian senjata nuklir dan rudal balistik antarbenua (ICBM)," kata Kantor Direktur Intelijen Nasional dalam sebuah laporan dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Channel News Asia pada Jumat, 23 April 2021.

"Kami menilai bahwa Kim Jong-un memandang senjata nuklir sebagai pencegah utama terhadap intervensi asing dan percaya bahwa seiring waktu dia akan mendapatkan penerimaan dan penghormatan internasional sebagai kekuatan nuklir," lanjut laporan itu.

Baca Juga: Jual Tokek Raup Omzet hingga Rp138 Juta, Bisa jadi Alternatif Usaha di Masa Pandemi Covid-19?

Korea Utara belum menguji rudal jarak jauh selama lebih dari tiga tahun dan telah membuka pembicaraan dengan AS tentang denuklirisasi semenanjung Korea.

Tetapi laporan itu mengatakan Kim Jong-un mungkin mempertimbangkan apakah akan melanjutkan uji coba rudal atau nuklir jarak jauh tahun ini untuk memaksa AS mengikuti persyaratan Pyongyang.

Laporan 27 halaman itu juga membahas program nuklir Iran dan mengantisipasi pengumuman Iran bahwa mereka akan mulai memperkaya uranium hingga kemurnian 60 persen.

Baca Juga: Ruben Onsu Minta Ini kepada Betrand Peto: Jangan Jadikan Kami yang Utama, Kami...

"Kami menilai bahwa Iran saat ini tidak melakukan pengembangan senjata nuklir utama yang kami nilai diperlukan untuk memproduksi perangkat nuklir," kata laporan itu.

"Jika Teheran tidak menerima keringanan sanksi, pejabat Iran mungkin akan mempertimbangkan pilihan mulai dari pengayaan uranium lebih lanjut hingga 60 persen untuk merancang dan membangun reaktor air berat baru 40 megawatt," sambungnya.

Halaman:

Editor: Mela Puspita

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x