PR PANGANDARAN - Hampir sebulan berlalu sejak dunia dihebohkan dengan adanya kapal kargo raksasa, Evergreen atau Ever Given yang 'mandek' terjebak di Terusan Suez.
Akibat Evergreen atau Ever Given terjebak, banyak kapal kargo raksasa lain yang gagal berlayar hingga alami kerugian fantastis hingga mencapai 1 miliar dollar.
Namun kini, saat sudah lolos dari Terusan Suez pada 29 Maret 2021 lalu, ternyata masalah dari kapal kargo raksasa Evergreen atau Ever Given masih belum usai.
Melansir dari Maritime Profesional, kapal kargo raksasa Evergreen atau Ever Given ini ternyata masih 'ditahan' di Terusan Suez hingga satu bulan berlalu setelah lolos dari insiden 'terjebak' tersebut.
Baca Juga: Perselisihan Iis Dahlia dan Dewi Perssik Kembali Mencuat, Netizen: Heran, Enggak Mau Kalah
Hal ini berkaitan dengan biaya ganti rugi yang disebabkan kapal Ever Given terjebak di Terusan Suez.
Kepala Otoritas Terusan Suez (SCA) Osama Rabie menyatakan bahwa pengelola Terusan Suez meminta ganti rugi terhadap perusahaan kapal Ever Given dengan biaya sebesar 916 juta Dolar (setara dengan Rp13 triliun).
Tetapi hingga akhir April 2021, pemilik Ever Given, perusahaan Jepang bernama Shoei Kisen tak mau membayar uang tersebut.
Dalam pembuatan biaya yang dikenakan, SCA mengaku sudah mengikuti hukum internasional yang berlaku.
Baca Juga: 9 Anggota KKB Tewas Dalam Baku Tembak Senjata di Puncak Papua
Bahkan jika menghitung kerugian yang disebabkan, Shoei Kisen seharusnya bisa digugat lebih dari 1,5 miliar Dolar Amerika.
"SCA berurusan dengan semua persyaratan negosiasi dengan fleksibilitas yang penuh.
"Dengan menghormati norma internasional dalam situasi seperti ini," kata Rabie menjelaskan.
Artikel ini telah tayang sebelumnya di Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Bikin Kaget, Kapal Ever Given Ternyata Masih 'Kandas' di Terusan Suez"
Hingga akhir April 2021, kapal kargo raksasa Ever Given masih terlihat berada di daerah dekat Terusan Suez.
Hanya dua awak kapal yang diperbolehkan untuk pergi semenjak kapal lepas dari Terusan Suez bulan Maret lalu.
Sedangkan 23 awak kapal lainnya (yang semua berasal dari India) masih tetap berada di dalam kapal.
Dalam sebuah pernyataan, Rabie mengatakan awak kapal tidak ditahan dan bebas untuk pergi atau diganti, selama kapten tetap di kapal sebagai penjaga kapal dan muatannya.***(Alza Ahdira/Pikiran-Rakyat.com)
Artikel Rekomendasi