Ada Kemungkinan Hewan Ini Bernapas Lewat Anus, Ilmuwan Jepang Beri Penjelasannya

- 16 Mei 2021, 19:15 WIB
Ilustrasi, Beredar kabar hewan mamalia dapat bernapas lewat anus, sehingga ilmuwan Jepang memberi penjelasan itu.
Ilustrasi, Beredar kabar hewan mamalia dapat bernapas lewat anus, sehingga ilmuwan Jepang memberi penjelasan itu. //Pexels/Andrea Holien
PR PANGANDARAN - Sebuah tim ilmuwan dari Jepang baru-baru ini membuat temuan yang cukup aneh, tepatnya mereka menemukan bahwa mamalia dimungkinkan untuk menyerap oksigen alias bernapas melalui anus.  
 
Seperti dilansir AFP, para ilmuwan Jepang Tokyo Medical and Dental University tertarik dengan bagaimana makhluk tertentu dapat bernapas melalui anus mereka selama masa darurat dan dapat membuktikan bahwa hal yang sama berlaku untuk tikus dan babi dalam keadaan percobaan.
 
Biasanya, respirasi pada hewan melibatkan menghirup oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida, tetapi ternyata tim ilmuwan Jepang ini sebut ada spesies mamalia yang terbukti dapat bernapas melalui anus.
 
 
Adapun spesies tertentu itu seperti loach, lele, teripang, dan laba-laba penenun bola memiliki mekanisme ventilasi alternatif di mana mereka menggunakan usus belakangnya untuk mengoksigenasi agar dapat bertahan dalam keadaan darurat, yang mana itu disebut ventilasi enteral melalui anus.
 
Penulis penelitian, Ryo Okabe pun berkomentar.
 
"Rektum memiliki jaring pembuluh darah halus tepat di bawah permukaan lapisannya, yang berarti bahwa obat yang diberikan melalui anus siap diserap ke dalam aliran darah," katanya.
 
 
Terinspirasi oleh proses alami ini, para peneliti Jepang bertanya-tanya apakah oksigen dapat dikirim ke aliran darah.  
 
Oleh karena itu, mereka melakukan eksperimen pada tikus, babi, dan tikus yang kekurangan oksigen menggunakan dua metode ini:
 
Mengantarkan oksigen ke rektum dalam bentuk gas.
 
Menanamkan enema kaya oksigen melalui rute yang sama.
 
Selanjutnya, untuk meningkatkan efektivitas pengiriman oksigen, para peneliti menyiapkan lapisan rektum dengan menggosoknya.  
 
 
Ini menyebabkan peradangan dan peningkatan aliran darah.
 
Para ilmuwan juga mencoba menggunakan perfluorodecalin beroksigen, cairan yang telah terbukti aman dan dalam penggunaan klinis selektif.  
 
Ini karena menggunakan persiapan yang sama terhadap hewan-hewan ini kemungkinan besar tidak dapat diterima oleh manusia.
 
Pengiriman oksigen baik dalam bentuk gas maupun cairan meningkatkan oksigenasi, menormalkan perilaku hewan dan memperpanjang kelangsungan hidup mereka.
 
 
Oksigenasi pada tingkat sel juga mengalami peningkatan dengan teknik yang disebut 'pewarnaan imunokimia'.
 
Sedikitnya cairan yang terserap bersama oksigen tidak membahayakan dan tidak mengganggu bakteri usus.
 
Rekan penulis studi, Takanori Takebe menegaskan dalam pernyataannya.
 
“Pasien dengan gangguan pernapasan dapat memperoleh suplai oksigen yang didukung oleh metode ini untuk mengurangi efek negatif dari kekurangan oksigen saat kondisi yang mendasarinya sedang dirawat," ujarnya.
 
 
Para ilmuwan kemudian menyatakan bahwa tujuan akhir mereka adalah untuk menetapkan efektivitas teknik pada manusia dalam pengaturan klinis. 
 
Jika manusia dapat disuplai oksigen melalui anus mereka, teknik ini dapat berperan ketika terjadi kekurangan ventilator dan mungkin dapat menyelamatkan nyawa yang tak terhitung jumlahnya.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: World of Buzz


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x