“Mari kita tegaskan bahwa Suara Radio Al-Aqsa akan terus menjadi suara kebenaran yang mengungkap kejahatan pendudukan Israel. Kami akan tetap menjadi platform untuk perlawanan Palestina dan hak Palestina sampai rakyat kami mendapatkan hak mereka untuk kebebasan dan hidup bermartabat," katanya.
Salama Maarouf, kepala kementerian informasi pemerintah di Gaza, menyampaikan 'belasungkawa yang hangat' kepada keluarga, orang-orang terkasih, dan kolega Hussein.
“Kejahatan pekerjaan terhadap jurnalis dan warga sipil tetap menjadi noda di komunitas internasional pada umumnya dan organisasi serta lembaga internasional yang peduli dengan kebebasan berpendapat dan berekspresi pada khususnya. Kapan Anda akan bertindak? Dan kapan bisa berusaha untuk mengekang agresi penjajah Israel, mengakhiri kejahatannya, dan meminta pertanggungjawabannya?" ungkapnya.
Sindikat Jurnalis Palestina juga menyampaikan belasungkawa terdalam kepada keluarga Hussein dan mengatakan pihaknya menganggap "pendudukan Israel yang bertanggung jawab atas kejahatan ini".
Sementara itu, Federasi Jurnalis Internasional melaporkan pembunuhan Hussein dalam serangan udara, dengan Sekretaris Jenderal Anthony Bellanger menulis di Twitter: "Pemerintah Israel harus bertanggung jawab."
Serangan udara itu terjadi beberapa hari setelah Israel membom ke tanah sebuah bangunan Gaza yang menampung apartemen perumahan dan kantor organisasi berita internasional, termasuk Al Jazeera dan kantor berita The Associated Press.
Para pendukung kebebasan pers dengan tajam mengutuk penghancuran menara al-Jalaa pada 15 Mei sebagai upaya berani untuk "membungkam" jurnalis yang meliput serangan militer Israel yang sedang berlangsung.
Israel membenarkan serangan itu dengan mengatakan bangunan itu berisi aset militer Hamas, kelompok yang menjalankan Jalur Gaza. Namun, belum memberikan bukti apa pun untuk klaim sepihaknya.
Artikel Rekomendasi