Sinovac Resmi Masuk Daftar Penggunaan Darurat WHO, Meski Tidak Yakin Efektif pada Orang di atas 60 Tahun

- 2 Juni 2021, 11:45 WIB
Ilustrasi, Sinovac buatan China resmi masuk daftar penggunaan darurat WHO, meski tidak yakin efektif pada orang di atas 60 tahun.
Ilustrasi, Sinovac buatan China resmi masuk daftar penggunaan darurat WHO, meski tidak yakin efektif pada orang di atas 60 tahun. //REUTERS / Thomas Peter /

PR PANGANDARAN - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi memasukan vaksin Covid-19 Sinovac ke dalam daftar penggunaan darurat untuk orang dewasa berusia 18 tahun ke atas, sekaligus ini adalah otorisasi kedua yang diberikan WHO kepada perusahaan farmasi China.

Lebih lanjut, WHO mengatakan data yang diserahkan kepada para ahli menunjukkan bahwa dua dosis vaksin Covid-19 mencegah orang mendapatkan gejala Covid-19.

Kemudian, ada beberapa orang dewasa yang lebih tua yang terdaftar dalam penelitian ini, sehingga tidak dapat memperkirakan seberapa efektif vaksin itu pada orang di atas 60 tahun.

"Namun demikian, WHO tidak merekomendasikan batas usia atas untuk vaksin," kata badan tersebut, menambahkan bahwa data yang dikumpulkan dari penggunaan Sinovac di negara lain menunjukkan vaksin Covid-19 tersebut kemungkinan memiliki efek perlindungan pada orang tua.

Baca Juga: Ayu Ting Ting Kerap Dihujat, Nyai Ratu Kidul Ramal Karier Sang Biduan Semakin Naik Gegara Difitnah

Pada April lalu, sebuah penelitian yang diterbitkan oleh tim ilmuwan di Brasil mengonfirmasi tingkat kemanjuran yang dilaporkan sebelumnya lebih dari 50% untuk Sinovac. Sebuah studi dunia nyata di Chili pada bulan April menemukan tingkat kemanjuran 67%.

Bulan lalu, WHO memberikan lampu hijau untuk vaksin Covid-19 buatan Sinopharm. Ini juga memiliki vaksin berlisensi yang dikembangkan oleh Pfizer-BioNTech, AstraZeneca, Moderna dan Johnson & Johnson.

Otorisasi WHO berarti vaksin dapat dibeli oleh donor dan badan PBB lainnya untuk digunakan di negara-negara miskin, termasuk dalam inisiatif yang didukung PBB untuk mendistribusikan vaksin Covid-19 secara global yang dikenal sebagai COVAX.

Baca Juga: Cek Fakta: Uya Kuya Hipnotis Wapres Ma'ruf Amin, Ini Kejadian Sebenarnya

Upaya itu telah sangat melambat setelah pemasok terbesarnya di India mengatakan tidak akan dapat menyediakan vaksin lagi sampai akhir tahun karena lonjakan infeksi baru yang sekarang melanda India.

Sampai saat ini, tidak ada kesepakatan yang dikonfirmasi untuk dosis Sinovac dengan COVAX.

Pada Mei ini, regulator obat Eropa memulai proses peninjauan yang dipercepat untuk vaksin Sinovac, tetapi tidak jelas kapan keputusan akan dibuat tentang kemungkinan otorisasi untuk blok 27 negara.

Ratusan juta vaksin China telah dikirim ke lusinan negara di seluruh dunia melalui kesepakatan bilateral, karena banyak negara berebut untuk mengamankan pasokan setelah negara-negara kaya memesan sebagian besar pasokan dari pembuat farmasi Barat.

Baca Juga: 'Duda Muda Squad', Avin Faiz Buat Geng Baru Bersama Niko Al Hakim dan Zikri Daulay

Sementara itu, China memiliki lima merk suntikan vaksin yang digunakan, sebagian besar ekspornya ke luar negeri berasal dari dua perusahaan: Sinopharm dan Sinovac.

Sejumlah vaksin buatan China itu adalah vaksin dengan Covid-19 yang sudah mati.

Sedangkan sebagian besar vaksin Covid-19 lain yang digunakan di seluruh dunia, khususnya di Barat, dibuat dengan teknologi lebih baru yang menargetkan protein "lonjakan" yang melapisi permukaan Covid-19.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Associated Press


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah