PR PANGANDARAN - Para ilmuwan telah mengidentifikasi mengapa orang terkadang meninggal dunia karena patah hati setelah kesedihan atau putusnya hubungan.
Lebih lanjut, para ilmuwan itu menemukan peristiwa kehidupan yang penuh tekanan meningkatkan kadar dua molekul dalam sel jantung yang memainkan peran penting dalam pengembangan kardiomiopati takotsubo atau 'sindrom patah hati' hingga akhirnya menjadi penyebab meninggal dunia.
Terobosan oleh Imperial College London, membuka jalan bagi pilihan pengobatan baru yang dapat mencegah orang meninggal dunia karena patah hati di masa depan.
Sindrom ini terjadi ketika otot jantung tiba-tiba melemah dan bilik jantung kiri berubah bentuk.
Para ilmuwan telah dibuat bingung oleh pemicu biologis untuk sindrom takotsubo.
Tetapi mereka sekarang telah menghubungkannya dengan microRNAs -16 dan -26a yang mengatur bagaimana gen didekode dan diaktifkan selama periode stres.
Molekul-molekul ini terkait dengan depresi, kecemasan, dan stres - menunjukkan bahwa tekanan jangka panjang yang diikuti oleh kejutan dramatis dapat memicu sindrom tersebut.
Baca Juga: Studi Baru: Covid-19 Diperkirakan Sudah Ada di Amerika Serikat Sejak Natal 2019
Studi ini dipublikasikan dalam jurnal Cardiovascular Research.
Artikel Rekomendasi