PR PANGANDARAN - Baru-baru ini, seorang pengacara Syariah berbagi kasus yang melibatkan garis keturunan keluarga yang kacau karena seorang ayah berusia 40-an menikah dengan anak sendiri yang berusia 20-an.
Kedua belah pihak, ayah dan anak yang menikah itu dikatakan menyetujui tindakan tersebut karena mereka menyukai satu sama lain, tetapi berakibat pada garis keturunan keluarga yang kacau
Yang lebih mengagetkan adalah ketika sang istri yang juga ibu kandung dari anak perempuan tersebut mengetahui dan rela mengorbankan pernikahannya agar sang suami bisa menikah dengan sang anak, tetapi hal lainnya dari 'pengorbanan' ibu itu demi garis keturunan keluarga.
Baca Juga: Gitaris Eks Gigi Meninggal Dunia, Ifan Seventeen Tulis Pesan ini untuk Mendiang Aria Baron…
Ayah dan ibu bercerai dan laki-laki tersebut akhirnya menikahkan putrinya dengan menggunakan jasa sindikat perkawinan oleh orang asing.
Namun, Departemen Pencatatan Nasional (JPN) tidak menyetujui pencatatan kelahiran dan memberi tahu mereka bahwa perlu berkonsultasi dengan dokter.
Pengadilan Syariah untuk menentukan garis keturunan bayi.
"Pertanyaan paling menyedihkan (ditanyakan oleh anak perempuan) adalah 'Mengapa kelahiran anak saya tidak dapat didaftarkan atas nama suami saya (ayah kandungnya) ketika kami menikah?" ujar pengacara tersebut dalam postingan Facebooknya.
Postingan tersebut mendapat berbagai reaksi dari netizen yang kaget dengan cerita tersebut.
Ia juga mempertanyakan para orang tua yang seolah tidak peduli dengan hukum agama di negara tersebut.
“Dunia yang kita tinggali sangat mengkhawatirkan," kata warganet.
"Cara pandang kita terhadap anak sendiri tidak boleh bernafsu,karena orang tua seharusnya menjadi pendidik bagi anak," sambungnya.
"Sebaliknya, ada kepercayaan bahwa pernikahan inses dapat memberikan garis keturunan kepada anak," lanjutnya.
“Jadi siapa yang kita salahkan? Apakah salah ayah kandung yang gagal menghidupi keluarganya atau ibu kandung yang gagal mendidik anak-anaknya?" ujarnya.
"Bukankah pernikahan adalah tanggung jawab masing-masing individu?" sambungnya.***
Artikel Rekomendasi