PR PANGANDARAN - Oxfam, kelompok hak asasi manusia melaporkan pada Jumat, 9 Juli 2021 bahwa kelaparan dunia meningkat tajam pada tahun 2020, dengan enam kali lebih banyak orang yang hidup dalam kondisi lapar daripada pada tahun 2019.
Bahkan, Oxfam sebut bencana kelaparan dunia yang meningkat itu makin buruk setelah pandemi Covid-19, lengkap dengan konflik dan perubahan iklim yang mematikan, demikian menurut kelompok hak asasi manusia itu.
"Sejak pandemi Covid-19 dimulai, komunitas rentan di seluruh dunia telah mengirimkan pesan yang jelas, mendesak, dan berulang: 'Kelaparan dapat membunuh kita sebelum Covid-19'. Hari ini, kematian akibat kelaparan melampaui virus," kata kelompok hak asasi manusia bernama Oxfam itu dalam sebuah pernyataan.
Dalam detailnya, Oxfam mengklaim 11 orang tiap satu menit kemungkinan meninggal karena kelaparan akut, dibandingkan dengan tujuh orang per menit meninggal karena Covid-19.
Kemudian, Oxfam melakukan identifikasi tempat-tempat di berbagai dunia, meliputi Yaman, Republik Afrika Tengah, Afghanistan, Sudan Selatan, Venezuela dan Suriah sebagai negara-negara di mana krisis pangan yang ada telah diperburuk oleh timbulnya pandemi Covid-19 dan konsekuensi ekonominya.
"Pengangguran massal dan produksi pangan yang sangat terganggu telah menyebabkan kenaikan 40 persen harga pangan global, peningkatan terbesar dalam lebih dari satu dekade," kata Oxfam.
Baca Juga: Benarkah Nia Ramadhani-Ardi Bakrie 'Nyabu' Gegara Beban Kerja? Ini Terawangan Denny Darko
Secara total, dikatakan lebih dari setengah juta orang hidup dalam kondisi kelaparan di seluruh dunia, sementara 155 juta hidup dengan kelaparan ekstrem, yang mana ini setara dengan populasi gabungan Prancis dan Jerman.
Dari 155 juta, dua dari tiga tinggal di negara dengan perang atau konflik yang sedang berlangsung.
Artikel Rekomendasi