PR PANGANDARAN - Korea Utara dengan tegas tolak bantuan kemanusian yang akan diberikan Amerika Serikat (AS).
Seorang peneliti Korea Utara menyebut, bantuan kemanusiaan AS adalah 'skema politik jahat' untuk menekan negara lain, setelah saran dari sekutu AS seperti Korea Selatan bahwa vaksin virus corona atau bantuan lain dapat mendorong kerja sama.
Kementerian luar negeri Korea Utara menerbitkan kritik terhadap bantuan kemanusiaan AS di situs resmi pada Minggu, sebuah indikasi yang jelas bahwa itu mencerminkan pemikiran pemerintah.
Baca Juga: Israel Tawarkan Suntikan Booster Vaksin Covid-19 untuk Orang Dewasa yang Berisiko
Kang Hyon Chol, yang diidentifikasi sebagai peneliti senior di Asosiasi untuk Promosi Pertukaran Ekonomi dan Teknologi Internasional yang berafiliasi dengan kementerian, menyebutkan serangkaian contoh dari seluruh dunia yang menurutnya menyoroti praktik AS dalam menghubungkan bantuan dengan tujuan kebijakan luar negerinya atau tekanan pada masalah hak asasi manusia.
"Ini dengan jelas mengungkapkan bahwa niat tersembunyi Amerika untuk menghubungkan 'bantuan kemanusiaan' dengan 'masalah hak asasi manusia' adalah untuk melegitimasi tekanan mereka pada negara-negara berdaulat dan mencapai skema politik jahat mereka," tulis Kang, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Reuters.
Di antara contoh yang dia sebutkan adalah menurunnya bantuan Amerika kepada pemerintah di Afghanistan, di mana Amerika Serikat akan menarik pasukannya yang terakhir dalam beberapa minggu mendatang.
"Dalam praktik sebenarnya, banyak negara telah mengalami rasa pahit sebagai akibat dari menggantungkan banyak harapan pada 'bantuan' dan 'bantuan kemanusiaan' Amerika," kata Kang.
Artikel Rekomendasi