Studi Baru Covid-19: Long Covid Miliki Lebih dari 200 Gejala, Termasuk Halusinasi dan Tremor

- 16 Juli 2021, 11:15 WIB
Sebuah studi baru tentang Covid-19 menyatakan jika long covid memiliki lebih dari 200 gejala.
Sebuah studi baru tentang Covid-19 menyatakan jika long covid memiliki lebih dari 200 gejala. /Pixaba/Ajay kumar Singh/

Penelitian yang dipublikasikan di The Lancet dan melibatkan lebih dari 70.000 orang di 302 rumah sakit di Inggris, menemukan bahwa komplikasi yang paling umum adalah kerusakan mendadak pada ginjal yang menyebabkan ginjal tidak berfungsi dengan baik.

Ini mempengaruhi satu dari empat dari mereka yang dirawat di rumah sakit dengan Covid yang parah.

Disusul dengan komplikasi paru-paru, seperti pneumonia atau radang paru-paru yang parah, yang mempengaruhi sekitar satu dari lima pasien; dan komplikasi jantung, seperti serangan jantung, peradangan di sekitar jantung atau irama jantung yang tidak normal, yang mempengaruhi lebih dari satu dari delapan (12%).

Baca Juga: Lonjakan Covid-19 Disorot Media Asing, Indonesia Bergulat dengan 'Skenario Terburuk' karena Varian Delta

Meskipun laki-laki dan di atas 60-an yang paling sering terkena, 27% dari 19 hingga 29 tahun dan 37% dari 30 hingga 39 tahun yang dirawat di rumah sakit juga mengalami setidaknya satu komplikasi.

“Saya sebenarnya sangat terkejut, karena saya mengharapkan hubungan yang sama yang kita lihat dengan kematian – dengan kata lain, komplikasi akan (terutama mempengaruhi)orang yang lemah dan lanjut usia,” kata Prof Calum Semple di University of Liverpool, peneliti utama studi tersebut.

Dia memperingatkan bahwa pembuat kebijakan harus mempertimbangkan risiko komplikasi bagi para penyintas Covid-19, bukan hanya kematian, ketika membuat keputusan seputar pelonggaran pembatasan.

Baca Juga: Jelang Idul Adha, Ini Daftar Titik Lokasi 1.038 Penyekatan Selama PPKM Darurat

Misalnya, seseorang dengan cedera ginjal akut akan memerlukan pemantauan berkelanjutan dan mungkin memerlukan dialisis atau transplantasi ginjal.

Mereka juga dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan osteoporosis di kemudian hari karena ginjal mereka tidak lagi mengatur tekanan darah dan mineral tulang dengan baik.***

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah