Dirinya memperingatkan bahwa perkembangan seperti itu datang dengan risiko karena mereka berada di garis depan pertempuran Jakarta yang tak terhindarkan melawan kenaikan permukaan laut dan gelombang badai.
Diketahui, pulau-pulau buatan seringkali merupakan jenis tanah yang paling cepat surut karena pasir dan tanahnya mengendap dan menjadi padat seiring waktu.
Satelit dan sensor berbasis darat mencatat sebagian Jakarta Utara mengalami penurunan tanah puluhan milimeter per tahun.
“Di pulau-pulau buatan baru, angka itu melonjak hingga 80 milimeter per tahun,” kata Dhritiraj Sengupta.
Baca Juga: Studi Baru dari Hong Kong: Pfizer Hampir 10 Kali Lebih Efektif Terhindar dari Infeksi Covid-19
Artikel ini pernah tayang dengan judul "NASA: Jakarta Terancam Tenggelam Beberapa Tahun Mendatang"
Diketahui beberapa pulau baru tersebut dibangun sebagai bagian dari rencana induk Pembangunan Terpadu Pesisir Ibu Kota Nasional Jakarta.
Hal tersebut merupakan sebuah upaya untuk melindungi kota dari banjir dan untuk mendorong pembangunan ekonomi.
Inisiatif utama adalah pembangunan tanggul laut raksasa dan 17 pulau buatan baru di sekitar Teluk Jakarta.
Baca Juga: Jika Jepang Masih Ikut Campur Soal Taiwan, China Ancam Serang Jepang dengan Senjata Nuklir
Artikel Rekomendasi