Pengguna lain di Weibo menceritakan dipaksa kembali ke kereta setelah upaya gagal untuk mengungsi.
"Dalam setengah jam itu, mengikuti level air menjadi lebih tinggi dan lebih tinggi di dalam kereta, dari pergelangan kaki kami ke lutut kami ke leher kami," katanya.
"Listrik padam. Setengah jam kemudian, sulit bernapas," ujarnya.
Baca Juga: Studi Baru NYU Sebut Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson Turunkan Tingkat Antibodi pada Varian Delta
Sedangkan, para korban selamat mengatakan orang tua mengangkat anak-anak mereka di atas arus deras saat ketakutan mencengkeram gerbong.
Tiba-tiba kaca pecah oleh penyelamat, yang menurut media pemerintah juga memotong gerbong yang tertimpa dari atas untuk menarik penumpang keluar ke tempat yang aman.
"Baju saya, ransel saya - semua yang bisa saya buang, saya buang. Orang-orang di sekitar saya mencengkeram pagar ketika sekitar selusin dari kami memanjat (keluar dari terowongan)," ungkap seorang pria yang selamat bernama Zhang mengatakan kepada penyiar CCTV.
Baca Juga: Ungkap Alasan Alfath Fathier Lakukan KDRT Karena Hal Ini, Nadia Christina Sempat Blank
Pada akhirnya, badai hujan lebat yang melanda Zhengzhou sejak Sabtu lalu disalahkan atas tragedi nahas itu.
Hari dengan rekor hujan turun di kota berpenduduk 10 juta jiwa dan sekitarnya, tetapi tidak ada yang mempersiapkan penduduk untuk apa yang akan terjadi.
Sementara itu, media sosial China, Weibo meledak dengan berbagai pesan dari mereka yang tinggal di Zhengzhou, putus asa untuk mencapai rumah ketika komunikasi terputus.***
Artikel Rekomendasi