Masih Yakin Asal Usul Covid-19 dari Lab Wuhan, Donald Trump Tuntut China Bayar 100 Triliun Dollar AS

- 5 Juni 2021, 09:15 WIB
Donald Trump kini menuntut China bayar ganti rugi atas pandemi, setelah yakin didukung WHO atas asal usul Covid-19 berasal dari Lab Wuhan.
Donald Trump kini menuntut China bayar ganti rugi atas pandemi, setelah yakin didukung WHO atas asal usul Covid-19 berasal dari Lab Wuhan. /REUTERS/Octavio Jones

PR PANGANDARAN - Meski sudah meninggalkan jabatan presiden AS, tetapi Donald Trump masih percaya China sebagai negara yang bertanggung jawab atas asal usul Covid-19, bahkan baru-baru ini menuntut China harus membayar sebesar 10 triliun dolar AS atas kebenaran yang ditutupi itu.

Dalam detailnya, Donald Trump berulangkali mengklaim asal usul Covid-19 dari laboratorium di Institut Virologi Wuhan, meski sempat dibantah oleh para ahli setempat.

Hingga beberapa pekan terakhir, keyakinan Donald Trump untuk menuduh lab Wuhan di China sebagai asal usul Covid-19 didukung oleh WHO yang meminta penyelidikan ulang.

Baca Juga: Berulang Kali Ucap Hinaan Rasis hingga Ludahi Wajah Korban, Pria Singapura Ini Dijatuhi Hukuman Segini

"Sekarang semua orang, bahkan yang disebut 'musuh', mulai mengatakan bahwa Presiden Trump benar tentang virus China yang berasal dari Lab Wuhan. China harus membayar 10 triliun dolar kepada AS dan dunia untuk kematian dan kehancuran yang mereka sebabkan," kata Trump, dikutip dari The Week, Jumat, 4 Juni 2021.

Artikel ini pernah tayang sebelumnya di Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Donald Trump Tuntut China Harus Bayar 10 Triliun Dolar AS: Saya Benar Tentang Lab Wuhan"

Donald Trump juga menyoroti Dr Anthony Fauci yang merupakan Ketua Gugus Tugas Covid-19 AS. Keduanya kerap bentrok terkait penanganan pandemi sewaktu Trump menjabat sebagai presiden.

Baca Juga: Naftali Bennet Gantikan Benjamin Netanyahu Bukan Perbedaan Bagi Palestina: Semua Israel Sama Jahat!

Dr Anthony Fauci awalnya ragu-ragu terhadap klaim Trump bahwa Covid-19 telah bocor dari laboratorium China.

"Korespondensi antara Dr. Fauci dan China berbicara terlalu keras untuk diabaikan siapa pun," kata Trump.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x