PBB Desak Tiongkok agar Bekerja Sama dengan WHO pada Tahap Kedua Penyelidikan Asal-usul Covid-19

- 24 Juli 2021, 16:00 WIB
Ilustrasi Covid-19.
Ilustrasi Covid-19. / Pixabay/TheDigitalArtist/

PR PANGANDARAN - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat meminta semua negara anggota, termasuk Tiongkok, untuk bekerja sama sepenuhnya dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di tengah penolakan Beijing atas penyelidikan lebih lanjut tentang asal-usul Covid-19.

Virus Corona atau yang lebih populer disebut Covid-19 diduga pertama kali terdeteksi di Wuhan Tiongkok 2019 lalu.

Hal itu membuat WHO akhirnya menyelidiki asal-usul munculnya Covid-19 yang telah menyebar ke seluruh dunia ini.

Baca Juga: Topan Diramalkan Melanda Jepang di Tengah Olimpiade Tokyo 2020, Ini Penjelasannya

WHO telah merencanakan untuk menginvestigasi Tiongkok dalam penelitian tentang munculnya Covid-19.

Saat ini, penyelidikan terus dilakukan dan sudah memasuki tahap kedua untuk dilaksanakannya penyelidikan asal usul Covid-19.

Juru bicara PBB Farhan Haq menyerukan kepada semua negara untuk bekerja sama dalam mengidentifikasi Covid-19 dengan bantuan WHO.

"Kami memohon semua negara anggota, termasuk Tiongkok, untuk bekerja sama sepenuhnya dengan Organisasi Kesehatan Dunia, dan jika Organisasi Kesehatan Dunia percaya itu memerlukan informasi lebih lanjut, kami berharap mereka semua akan bekerja sama," kata wakil juru bicara PBB Farhan Haq, seperti dikutip oleh kantor berita Sputnik, dalam jumpa pers hari Jumat.

Baca Juga: Kronologi Keluarga Pasien Covid-19 Diduga Menusuk Nakes, Ngamuk hingga Tolak Dikuburkan dengan Prokes

WHO awal bulan ini mengusulkan studi fase kedua tentang asal-usul virus corona di Tiongkok, termasuk audit laboratorium dan pasar di kota Wuhan, menyerukan transparansi dari pihak berwenang.

Sementara itu pihak Beijing pada hari Kamis, 22 Juli 2021 menolak proposal dari WHO.

Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok menolak rencana WHO untuk tahap kedua penyelidikan, mengklaim kriterianya "menghina" dan sangat menyarankan kemungkinan kebocoran laboratorium.

Baca Juga: Selain Disebut Lebih Menular, Varian Lambda Dilaporkan 'Mungkin' Resisten Vaksin Covid-19

Pada hari Sabtu, kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa studi kedua akan mencakup audit laboratorium dan fasilitas penelitian di daerah tempat kasus pertama Covid-19 terdaftar pada Desember 2019.

Studi baru ini merupakan bagian dari rencana lima tahap yang dikumpulkan WHO untuk mengidentifikasi dari mana asal mula virus corona.

Dalam beberapa bulan terakhir, teori kebocoran laboratorium telah mendapatkan daya tarik yang mendorong Presiden AS Joe Biden untuk memberi tim intelijen Amerika tenggat waktu 90 hari untuk menemukan jawaban tentang asal Covid-19.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: NDTV


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x