Network
PR PANGANDARAN - China tidak tinggal diam ketika muncul seruan untuk penyelidikan putaran kedua tentang asal usul Covid-19 dari laboratorium Wuhan, bahkan Beijing mempertajam serangan terhadap Amerika Serikat (AS) dan menuntut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk ikut selidiki pangkalan militer Fort Detrick AS sebagai gantinya.
"Jika laboratorium ingin diselidiki, maka para ahli WHO harus pergi ke Fort Detrick," tegas Zhao Lijian sebagai juru bicara Kementerian Luar Negeri China soal keinginan WHO selidiki laboratorium Wuhan.
Adapun pernyataan Zhao Lijian jelas membantah asal usul Covid-19 bocor dari laboratorium Wuhan, bahkan meminta WHO juga selidiki pangkalan militer Fort Detrick AS.
Baca Juga: Hasil Badminton Olimpiade: Kevin Sanjaya/Marcus Gideon Takluk, The Minions Gagal Dapatkan Medali
Diketahui, sejak kasus pertama Covid-19 dilaporkan di Wuhan, sebuah laboratorium di kota China dianggap sebagai tersangka utama yang menularkan ke seseorang dan kemudian menyebar ke seluruh dunia.
Namun China, bagaimanapun, telah menentang keras ini dan pada beberapa kesempatan menuduh bahwa pendukung teori kebocoran laboratorium harus menyelidiki laboratorium biologi di AS, seperti yang dikabarkan berada di Fort Detrick.
"AS harus bertindak secara transparan dan bertanggung jawab sesegera mungkin dan mengundang para ahli WHO untuk menyelidiki lab Fort Detrick. Hanya dengan cara ini kebenaran dapat diungkapkan kepada dunia," kata Zhao Lijian.
Baca Juga: Lalai Saat Bakar Sampah, 3 Hektar Lahan di Pangandaran Dilahap si Jago Merah
China telah bereaksi keras terhadap proposal WHO untuk fase studi lain tentang asal-usul Covid-19 di China, termasuk audit laboratorium dan pasar di Wuhan.
Dalam penyelidikan pertama, tim yang dipimpin WHO didampingi oleh peneliti China mengunjungi pusat kota Wuhan pada Januari tahun ini.
Kemudian mempresentasikan laporan yang menyatakan bahwa virus itu mungkin telah ditularkan dari kelelawar ke manusia melalui hewan lain.
Tim lebih lanjut mengatakan tidak ada catatan yang menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 atau Sars-2 bocor dari laboratorium Wuhan.
Baca Juga: Jadwal Tayang Now We Are Breaking Up, Drama Baru Jang Ki Yong dan Song Hye Kyo
Beberapa minggu kemudian, direktur jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa terlalu dini untuk mengesampingkan kemungkinan hubungan antara pandemi Covid-19 dan kebocoran laboratorium.
Dia juga mengklaim bahwa penyelidikan asal usul Covid-19 terhambat oleh kurangnya data mentah pada hari-hari pertama penyebaran Covid-19 di China.
Negara-negara termasuk AS dan Inggris dan para ilmuwan terkemuka telah menuntut penyelidikan lebih lanjut, terutama ke Institut Virologi Wuhan yang sedang melakukan penelitian tentang kelelawar.
Meskipun meremehkan teori kebocoran laboratorium dan menyatakan bahwa Covid-19 melompat ke manusia secara alami, Beijing telah mempertanyakan pangkalan militer AS dan meminta penjelasan yang masuk akal dari Negeri Paman Sam itu.
Sementara itu, sebuah petisi online yang menuntut agar WHO menyelidiki laboratorium Fort Detrick yang diluncurkan pada 17 Juli telah mengumpulkan lebih dari 13 juta tanda tangan di kalangan netizen China.
"AS harus memberikan penjelasan yang bertanggung jawab atas semua kecurigaan seputar laboratorium biologi di Fort Detrick. Mengapa masih pura-pura bodoh ketika lebih dari 13 juta netizen China menyerukan keadilan? Mengapa itu terus mengaburkan dan menghalangi masalah ini? Di mana? transparansi yang diklaimnya sekarang?" pungkas Zhao Lijiang dalam sebuah pernyataan baru-baru ini.***
Artikel Rekomendasi