25 Ribu Orang Iran Mendadak Jadi Jutawan usai Ledakan Covid-19, Kritik pun Datang

- 14 Agustus 2021, 11:00 WIB
Ilustrasi corona. Kritik pun datang usai munculnya 25 ribu orang Iran yang mendadak menjadi jutawan, hal ini terjadi usai terjadinya ledakan Covid-19.
Ilustrasi corona. Kritik pun datang usai munculnya 25 ribu orang Iran yang mendadak menjadi jutawan, hal ini terjadi usai terjadinya ledakan Covid-19. /Pixabay

PR PANGANDARAN – Iran diketahui tengah berjuang menghadapi lonjakan kasus pandemi Covid-19.

Namun, sementara beberapa orang dilanda kesulitan akibat pandemi Covid-19, rupanya tak sedikit pula orang kaya baru bermunculan di Iran.

Tercatat, sebanyak 25 ribu jutawan muncul di Iran ketika pandemi Covid-19 melanda negara tersebut.

Baca Juga: 2 Tahun Tak Bertemu, Syahrini Akui Rindu Ingin Bertemu: Anak Yatimku Ada 5 Ribu

Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Middleeasteye.net, Iran telah menjadi saksi lonjakan jutawan baru selama setahun terakhir, meskipun Iran merupakan salah satu negara yang mendapatkan sanksi dari Amerika Serikat dan mengalami beberapa gelombang pandemi Covid-19.

Menurut laporan kekayaan dunia terbaru oleh Capgemini, Republik Islam ini mencatatkan rekor dunia terbesar dalam peningkatan pendapatan bersih perorangan pada tahun 2020.

Iran setidaknya mencatatkan 250.000 jutawan dan menaiki 3 tempat, mengubah kedudukannya menjadi posisi ke-14 secara global.

Baca Juga: Baru Menjabat, Dubes China untuk AS Tekankan Masalah Taiwan pada Sherman

Menurut laporan, Iran kini memiliki lebih banyak jutawan dibandingkan Spanyol, Rusia, Brazil dan negara tetangga yang kaya minyak, serta rivalnya yakni Arab Saudi.

Namun, di tengah sanksi dari Amerika Serikat serta fakta bahwa satu orang meninggal dunia setiap 2 menit di Iran karena Covid-19, itu membuat banyak warga Iran bertanya-tanya bagaimana negara itu mampu menghasilkan banyak jutawan.

“Menjadi seorang jutawan tidak masalah di dalam masyarakat kapitalis, namun di negara yang meneriaki slogan anti-kapitalisme dan mempertimbangkan menjadi bagian dari revolusi, ini adalah hal yang aneh, dan tidak dapat diterima oleh masyarakat,” ujar Reza Ghiabi, seorang pengembang bisnis yang berada di Teheran yang menyediakan layanan bagi orang kaya.

Baca Juga: Reaksi Krisdayanti dengan Mertua Aurel Hermansyah Jadi Sorotan, Pakar Mikro Ekspresi: Nangisnya Berkali-kali..

Lebih lanjut, Reza Ghiabi mengatakan bahwa fenomena meledaknya orang kaya baru di Iran berbeda dengan yang terjadi di Amerika Serikat.

“Ini benar-benar berbeda dengan mereka yang menjadi jutawan di Silicon Valley di masyarakat kapitalis seperti Amerika Serikat,” ujarnya.

Lebih lanjut, diketahui Iran merupakan salah satu negara yang menentang adanya sistem kapitalisme.

Baca Juga: Cek Ramalan Shio Kuda, Shio Kambing dan Shio Monyet 14 Agustus 2021: Abaikan Teman Iri, Lanjutkan Pekerjaanmu

Hal itu berjalan beriringan dengan hadirnya Republik Islam Iran sebagaimana disampaikan oleh pendirinya.

Ketika kelompok sosial menggulingkan monarki di Iran pada 1979, itu membuka jalan untuk mendirikan Republik Islam, saat persepsi mengenai era kapitalis telah berakhir, dan sebuah sistem yang didasarkan pada pemerataan kekayaan akan dibangun.

“Kami ingin menumbangkan korupsi yang berakar dari zionisme, kapitalisme, dan komunisme di dunia,” ujar Ayatollah Ruhollah Khomeini, pendiri Republik Islam Islam memberitahu New York Times pada 1988.

“Kami memutuskan untuk bergantung kepada Tuhan yang Maha Kuasa untuk menghancurkan rezim ini yang didirikan di atas 3 pilar,” ujarnya.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: Middle East Eye


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x