PBB 'Sangat Prihatin' dengan Laporan Pemerkosaan Massal oleh Kelompok Bersenjata di Kongo

- 14 Agustus 2021, 17:30 WIB
Ilustrasi pemerkosaan massal yang terjadi di Kongo.*
Ilustrasi pemerkosaan massal yang terjadi di Kongo.* /Tangkapan layar / NDTV / Representasional

PR PANGANDARAN - PBB telah memperingatkan tentang kekerasan seksual yang meluas dan sistematis di Republik Demokratik Kongo (DRC), dengan mengatakan ada laporan tentang kelompok bersenjata yang melakukan pemerkosaan massal.

Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), badan pengungsi PBB, mengatakan stafnya telah mendengar kesaksian mengerikan dari orang-orang yang dipindahkan secara paksa di provinsi Tanganyika tenggara, tentang pemerkosaan massal.

PBB juga mengaku "sangat prihatin dengan insiden kekerasan seksual yang meluas dan sistematis terhadap perempuan dan anak perempuan Kongo”, kata juru bicaranya, Shabia Mantoo.

Baca Juga: Pfizer hingga Moderna Siap Raup Untung Miliaran Dolar dari Suntikan Booster Vaksin Covid-19

“Hanya dalam dua minggu terakhir, mitra kemanusiaan di zona kesehatan Kongolo dan Mbulula telah mencatat 243 insiden pemerkosaan, 48 di antaranya melibatkan anak di bawah umur, di 12 desa berbeda,” kata Mantoo, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari The Guardian.

Jumlah insiden yang sebenarnya diperkirakan lebih tinggi lagi, karena pelaporan kekerasan berbasis gender masih tabu di sebagian besar masyarakat.

“Serangan tersebut dilaporkan dilakukan oleh kelompok bersenjata yang bersaing untuk mempertahankan kendali atas wilayah pertambangan – terutama tambang emas – dan sebagai pembalasan terhadap operasi militer yang dipimpin pemerintah,” kata Mantoo.

Baca Juga: Intip 5 Momen TREASURE saat Tunjukkan Cinta dan Hormat untuk Wanita, Doyoung Lindungi Teman dari Pembully

“Warga sipil menemukan diri mereka terjebak di tengah konfrontasi intens antara kelompok yang berbeda. Staf kami telah mendengar kesaksian mengerikan tentang kekerasan ekstrem. Orang-orang yang dipindahkan secara paksa menuduh kelompok-kelompok bersenjata melakukan pemerkosaan massal ketika para wanita berusaha melarikan diri dari rumah mereka," ungkapnya.

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x