Taliban Makin Kuasai Afghanistan, China Disebut dalam Situasi Canggung Usai Beredar Foto 'Persahabatan'

PR PANGANDARAN - Berbicara Taliban yang sedang merangsek masuk ke Afghanistan, publik mungkin teringat dengan serangkaian foto 'persahabatan' yang diterbitkan China bulan lalu, menampilkan Menteri Luar Negeri Wang Yi berdiri dengan pejabat Taliban yang berkunjung saat itu.

Singkatnya, sebuah analisis melaporkan China diam-diam mulai mempersiapkan rakyatnya untuk menerima skenario yang mengharuskan mereka mengakui Taliban, gerakan Islam garis keras yang dengan cepat mendapatkan wilayah di Afghanistan, sebagai rezim yang sah.

Adapun dalam detailnya, momentum Taliban saat pasukan AS menarik diri menjadi canggung bagi China, yang menyalahkan ekstremisme agama sebagai kekuatan destabilisasi di wilayah Xinjiang barat dan telah lama khawatir bahwa wilayah yang dikuasai Taliban akan digunakan untuk menampung pasukan separatis.

Baca Juga: Rizky Billar Ungkap Alasan Memilih Lesti Kejora: Gue Pastiin Gue Mau Nikah!

Namun begitu, Reuters melaporkan China juga menerapkan kebijakan non-intervensi dalam urusan internal negara lain.

Ini juga secara drastis memperketat keamanan di Xinjiang, di mana satu juta etnis Uighur dan Muslim lainnya tinggal di pusat-pusat penahanan yang digambarkan China sebagai fasilitas pelatihan kejuruan untuk membantu membasmi ekstremisme dan separatisme Islam.

Pertemuan bulan lalu di kota Tianjin, China utara, mengikuti kunjungan serupa oleh delegasi Taliban pada 2019, tetapi datang ketika kelompok itu jauh lebih kuat, dengan Wang mengatakan dia berharap Afghanistan dapat memiliki kebijakan Islam moderat.

"Bukankah ini Taliban yang sama yang meledakkan Buddha Bamiyan di depan media dunia? Bukankah kita harus punya dasar?" seorang netizen China mengomentari Weibo yang mirip Twitter di bawah klip berita yang menunjukkan Wang berdiri di samping seorang pejabat Taliban.

Baca Juga: Lirik Lagu Waves – Luke Bryan Beserta Terjemahan Bahasa Indonesia

Dalam menghadapi Taliban, China yang semakin kuat mungkin dapat memanfaatkan fakta bahwa, tidak seperti Rusia atau Amerika Serikat, China tidak pernah memerangi mereka.