Atlet Paralimpiade Asal Afghanistan Terancam Gagal ke Tokyo karena Situasi di Negaranya

- 18 Agustus 2021, 11:30 WIB
Lambang Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020. Paralimpiade Tokyo 2020, atlet paralimpiade asal Afghanistan ini terancam gagal ke Tokyo karena kondisi negaranya.
Lambang Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020. Paralimpiade Tokyo 2020, atlet paralimpiade asal Afghanistan ini terancam gagal ke Tokyo karena kondisi negaranya. /Tokyo2020.org

PR PANGANDARAN - Atlet Paralimpiade asal Afghanistan Zakia Khudadadi terancam gagal berangkat menuju gelaran Paralimpiade di Tokyo karena krisis Afghanistan dengan Taliban.

Zakia Khudadadi akan menjadi wanita pertama yang mewakili Afghanistan di Paralimpiade ketika mereka mulai di Tokyo bulan ini, tetapi mimpinya telah hancur di tengah kekacauan negara itu.

Chef de Mission Arian Sadiqi dari Komite Paralimpiade Afghanistan yang berbasis di London mengatakan kepada Reuters pada hari Senin bahwa dua atlet negara itu tidak akan dapat menghadiri Olimpiade yang dimulai pada 24 Agustus 2021 mendatang.

Baca Juga: Rizky Billar dan Lesti Kejora Menikah di Hari Asyura, Ustaz Adam Sebut Hal Buruk serta Baiknya

"Sayangnya karena pergolakan yang sedang terjadi di Afghanistan, tim tidak dapat meninggalkan Kabul tepat waktu," katanya.

Sadiqi mengatakan dia akan terbang ke Jepang pada hari Senin, sementara tim Khudadadi dan atlet lari Hossain Rasouli telah dijadwalkan tiba di Tokyo pada 17 Agustus 2021.

Khudadadi di laman resmi Paralimpiade yakni www.paralympic.org minggu lalu berbicara tentang harapannya untuk ajang tersebut.

Baca Juga: Naik Drastis! Helmy Yahya Sebut Orang Kaya Baru di Indonesia Meningkat Selama Pandemi Covid-19

"Saya sangat senang setelah mendapat kabar bahwa saya mendapat wild card untuk bertanding di Olimpiade," kata atlet berusia 23 tahun asal Herat itu.

"Ini adalah pertama kalinya seorang atlet wanita akan mewakili Afghanistan di Olimpiade dan saya sangat senang," katanya saat itu.

Sadiqi mengatakan para atlet telah berusaha untuk mengamankan penerbangan, tetapi harga melonjak ketika Taliban mengambil alih serangkaian kota.

Baca Juga: Ada Potensi 'Perang' Chip antara AS -Tiongkok, Jepang Harus Memutar Otak Menangkan Persaingan

Kemudian hal itu pun menjadi tidak mungkin.

"Mereka benar-benar bersemangat sebelum situasi. Mereka berlatih di mana pun mereka bisa, di taman dan kebun belakang," katanya.

Atlet Afghanistan pertama kali berkompetisi di Paralimpiade 1996 tetapi tidak pernah memenangi medali.

Baca Juga: Lesti Kejora Beri Surat Cinta untuk Rizky Billar Jelang Pernikahan, Apa Isinya?

Rohullah Nikpai menjadi peraih medali Olimpiade pertama Afghanistan dalam olahraga apa pun ketika ia memenangi perunggu di taekwondo di Olimpiade Beijing 2008, mengulangi prestasi itu di London 2012.

Sadiqi mengatakan masa depan atlet Afghanistan tampak suram jika masa lalu adalah segalanya.

"Ada banyak kemajuan, baik di Olimpiade maupun Paralimpiade. Di tingkat nasional pesertanya banyak, atletnya banyak, tapi kita hanya bisa memprediksi dari apa yang terjadi di masa lalu.

Baca Juga: Senator AS Ingin Biden Blokir TikTok karena Pemerintah Tiongkok Akuisisi Anak Perusahaan

Menurut Sadiqi, orang-orang tidak bisa bertanding pada era Taliban terlebih lagi atlet wanita.

"Bagi saya, itu memilukan," katanya. "Ini akan menjadi pemain taekwondo wanita Afghanistan pertama yang ambil bagian. Ini adalah sejarah dalam pembuatannya. Dia bersemangat untuk ambil bagian. Dia sangat bersemangat untuk bersaing.

"Zakia akan menjadi panutan yang hebat bagi wanita lainnya di negara ini," ujarnya.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x