WHO Yakin Tiongkok akan Kooperatif dalam Penyelidikan Asal Usul Covid-19

- 19 Agustus 2021, 15:00 WIB
Meski Tiongkok menolak, WHO yakin Negeri Tirai Bambu itu akan kooperatif dalam penyelidikan asal usul Covid-19.
Meski Tiongkok menolak, WHO yakin Negeri Tirai Bambu itu akan kooperatif dalam penyelidikan asal usul Covid-19. /Pixabay

PR PANGANDARAN - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mulai yakin kepada Tiongkok akan kooperatif soal penyelidikan asal usul Covid-19.

Keyakinan WHO soal kooperatif itu terjadi setelah beberapa hari Tiongkok menolak seruan untuk penyelidikan baru tentang asal usul Covid-19.

Dalam detailnya, WHO mengatakan bahwa pihaknya tetap yakin Tiongkok akan kooperatif bekerja sama dalam melakukan penyelidikan asal usul Covid-19.

Baca Juga: Doa Panjang Ridwan Kamil di HUT ke-76 Provinsi Jawa Barat: Bangkit Kembali

Tekanan di Beijing kembali meningkat setelah adanya upaya untuk mempertimbangkan penyelidikan baru tentang asal usul Covid-19 yang telah menewaskan lebih dari empat juta orang dan melumpuhkan ekonomi di seluruh dunia sejak pertama kali muncul di kota Wuhan di Tiongkok tengah pada akhir 2019.

"bahwa rekan-rekan kami di Tiongkok sangat bersedia bekerja sama dalam studi ilmiah yang diperlukan untuk mengeksplorasi lebih lanjut asal-usulnya," kata direktur kedaruratan WHO Mike Ryan dilansir PikiranRakyat-Pangandaran.com dari NDTV.

Komentarnya muncul setelah pihak Beijing pada Jumat lalu menolak panggilan dari badan kesehatan PBB soal data dari kasus Covid-19 yang pertama kali muncul untuk membantu menghidupkan kembali penyelidikan asal usul Covid-19.

Baca Juga: Lesti Kejora Khawatir Masalah Ini Terjadi Usai Menikah dengan Rizky Billar: Dedek Rasain Juga

WHO, dan Ryan khususnya, telah berulang kali menyerukan depolitisasi penyelidikan asal usul Covid-19 yang dianggap penting untuk membantu mencegah pandemi di masa depan.

"Saya kira yang terjadi dalam semua ini adalah politik benar-benar mencemari lingkungan dan mengubah suasana," katanya, Rabu.

"Kami bekerja sangat keras di belakang layar untuk meningkatkan tingkat kepercayaan diri dan membuat orang berkomitmen kembali pada proses ilmiah," katanya.

"Saya yakin kita membuat kemajuan dalam hal itu," katanya, mengakui bahwa tugas itu "tidak semudah itu mengingat beberapa retorika yang kita semua alami selama beberapa minggu dan bulan terakhir,"tambahnya.

Baca Juga: Ridwan Kamil Ungkap Doa HUT ke-76 Jabar, Anies Baswedan Beri Komentar Ini

Kisruh yang terjadi soal Covid-19 membuat terjadinya penundaan pada fase pertama penyelidikan asal usul Covid-19, WHO hanya dapat mengirim tim ahli internasional ke Wuhan pada Januari 2021, lebih dari setahun setelah pandemi terjadi.

Laporan yang dibuat oleh tim WHO bersama Tiongkok tidak menarik adanya kesimpulan yang tegas, tetapi menghasilkan empat hipotesis.

Dalam laporan tersebut dikatakan virus yang melompat dari kelelawar ke manusia melalui hewan perantara adalah skenario yang paling mungkin, sementara kebocoran dari laboratorium virologi Wuhan "sangat tidak mungkin".

Baca Juga: Lesti Kejora Khawatir Masalah Ini Terjadi Usai Menikah dengan Rizky Billar: Dedek Rasain Juga

Namun, penyelidikan berbuah kritik karena kurangnya transparansi dan akses, dan karena tidak mengevaluasi teori kebocoran laboratorium secara lebih teliti dengan Amerika Serikat meningkatkan tekanan soal Covid-19 sejak saat itu.

Dalam menghadapi keengganan Tiongkok untuk membuka diri kepada penyelidik luar, para ahli semakin terbuka untuk mempertimbangkan teori bahwa virus itu mungkin telah bocor keluar dari laboratorium, yang pernah diberhentikan sebagai konspirasi yang disebarkan oleh sayap kanan AS.

Bahkan, Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa penyelidikan awal ke laboratorium virologi Wuhan belum berjalan cukup jauh, sementara Presiden Joe Biden pada Mei memerintahkan penyelidikan terpisah terhadap asal virus dari komunitas intelijen AS.

Rekomendasi WHO bulan lalu dalam tahap kedua penyelidikan asal-usul Covid-19 untuk memasukkan audit laboratorium Wuhan membuat marah pihak Beijing, dengan wakil menteri kesehatan Zeng Yixin mengatakan rencana itu menunjukkan tidak menghormati akal sehat dan arogansi terhadap sains.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: NDTV


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x