Lansia di Inggris Alami Penurunan Antibodi Covid-19, Pemberian Vaksin Booster Disebut akan Dilakukan

PR PANGANDARAN - Pemerintah Inggris sedang mengupayakan pemberian vaksin booster untuk kelompok lanjut usia (lansia), bahkan baru-baru sebuah data baru muncul yang melaporkan ada sedikit penurunan antibodi Covid-19 yang terjadi pada kebanyakan orang tua.

Adapun data baru ini dilakukan Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS) yang melaporkan ada tanda-tanda penurunan antibodi Covid-19 di antara kelompok lansia, meski orang dewasa jauh lebih meningkat.

Diperkirakan 92,8 persen dari kelompok lansia 75 hingga 79 tahun di Inggris memiliki antibodi Covid-19 pada minggu terakhir, yang mana ini alami penurunan dari 94,4 persen pada bulan sebelumnya.

Baca Juga: Daftar Lagu Ed Sheeran di Album Equals yang Akan Dirilis 29 Oktober 2021

Atas data baru itu, para ilmuwan makin yakin bahwa orang Inggris yang rentan akan diberikan vaksin booster dalam beberapa bulan mendatang.

"Memiliki antibodi dapat membantu mencegah individu terkena infeksi yang sama lagi, atau jika mereka terinfeksi, mereka cenderung tidak memiliki gejala yang parah,"

"Setelah terinfeksi atau divaksinasi, antibodi tetap berada dalam darah pada tingkat rendah dan dapat menurun seiring waktu,"

"Lamanya antibodi tetap pada tingkat terdeteksi dalam darah tidak sepenuhnya diketahui." demikian bunyi penjelasan ONS untuk data baru itu.

Baca Juga: Nyai Ratul Kidul Ramal Cinta Lesti Kejora dan Rizky Billar Berat Sebelah, Lebih Besar Sosok Ini

Lebih lanjut, angka-angka tersebut didasarkan pada tes darah dari orang-orang berusia di atas 16 tahun yang dipilih secara acak di empat negara.

Sementara itu, anggota Komite Gabungan untuk Vaksinasi dan Imunisasi Profesor Adam Finn hari ini mengatakan keputusan sudah dekat tentang siapa yang harus mendapatkan dosis ketiga vaksin Covid-19.

"Saya pikir ada cukup bukti, dan saya pikir kami akan segera memutuskan, bahwa akan ada beberapa orang yang akan membutuhkan dosis ketiga, terutama orang-orang yang kami tahu sangat tidak mungkin terlindungi dengan baik. oleh dua dosis pertama," kata Profesor Adam Finn selaku angggota Komite Gabungan untuk vaksinasi dan imunisasi Inggris, kepada BBC.

"Tapi saya pikir kami membutuhkan lebih banyak bukti sebelum kami dapat membuat keputusan tegas tentang program pendorong yang lebih luas," pungkasnya.***