Wanita Afghanistan Tantang Taliban, Kini Nekat Kembali Bekerja di Bandara Kabul: Saya Butuh Uang...

- 12 September 2021, 17:30 WIB
Ratusan perempuan Afghanistan dengan mengenakan burqa menyatakan dukungan kepada Taliban.
Ratusan perempuan Afghanistan dengan mengenakan burqa menyatakan dukungan kepada Taliban. /IANS News

PR PANGANDARAN - Kurang dari sebulan setelah Taliban masuk ke ibu kota Afghanistan, Rabia Jamal membuat keputusan yang sulit, dia akan menantang kelompok garis keras dan kembali bekerja di Bandara Kabul.

Taliban mengatakan semua wanita harus tinggal di rumah demi keamanan diri mereka, risikonya terlalu besar, akan tetapi ibu tiga anak yang berusia 35 tahun itu merasa tidak punya banyak pilihan.

“Saya butuh uang untuk mencukupi kebutuhan keluarga saya,” kata Rabia, salah satu wanita Afghanistan yang akan kembali bekerja sambil mengenakan setelan jas biru laut dan riasan wajah.

Baca Juga: Lisa BLACKPINK Pecah Rekor! Jadi Solois Pertama Raih 100 juta Penonton di YouTube dalam 2 Hari

“Saya merasakan ketegangan di rumah, saya merasa sangat buruk. Sekarang aku merasa lebih baik," katanya,

Dikutip Pikiran-Rakyat-Pangandaran.com dari Channel News Asia, Lebih dari 80 wanita yang bekerja di bandara sebelum Kabul jatuh ke tangan Taliban pada 15 Agustus 2021, hanya 12 orang yang kembali ke pekerjaan mereka.

Tetapi mereka adalah salah satu dari sedikit wanita di ibu kota yang diizinkan kembali bekerja.

Baca Juga: Denny Darko Terawang Covid-19 di Indonesia Kembali Melonjak di Awal 2022: Walaupun Melandai...

Taliban telah memberitahu sebagian besar untuk tidak kembali sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Enam pekerja bandara wanita berdiri di pintu masuk utama pada Sabtu, mengobrol dan tertawa sambil menunggu untuk memindai dan mencari penumpang wanita yang memesan penerbangan domestik.

Kakak Rabia, Qudsiya Jamal, 49 tahun, mengatakan kepada AFP bahwa pengambilalihan oleh Taliban telah mengejutkannya.

Baca Juga: 5 Tanda Kamu Sedang Berutang Karma pada Seseorang dan Cara Membayarnya

“Saya sangat takut,” kata ibu lima anak yang merupakan tulang punggung keluarganya.

“Keluarga saya takut, mereka mengatakan kepada saya untuk tidak kembali. Tetapi saya senang sekarang, santai dan tidak ada masalah sejauh ini,” katanya.

Hak-hak perempuan Afghanistan sangat dibatasi dibawah pemerintahan Taliban 1996-2001, tetapi sejak kembali berkuasa kelompok itu mengklaim bahwa mereka tidak akan terlalu ekstrim.

Baca Juga: 7 Langkah Peduli Membantu Seseorang Mengatasi Kesedihan Setelah Ditinggal Bunuh Diri

Wanita akan diizinkan untuk kuliah, selama kelas dipisahkan berdasarkan jenis kelamin atau setidaknya dipisahkan oleh tirai.

Otoritas pendidikan Taliban mengatakan, wanita juga harus mengenakan abaya, jubah yang menutupi semua dan cadar niqab yang menutupi wajah.

Namun Alison Davidian, perwakilan untuk UN Women di Afghanistan mengatakan bahwa Taliban telah mengabaikan janji mereka untuk menghormati hak-hak perempuan Afghanistan.

Baca Juga: 3 Tipe Wanita yang Tidak Peduli dengan Pernikahan, Kamu Salah Satunya?

Di bandara yang kembali beroperasi setelah penarikan tentara AS yang tergesa-gesa membuatnya tidak dapat digunakan, Rabia mengatakan dia akan terus bekerja kecuali dia dipaksa untuk berhenti.

Pada aturan baru perempuan dapat bekerja sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, yang telah ditetapkan oleh Taliban. Tetapi beberapa rincian belum diberikan mengenai apa maksud dari itu semua.

“Mimpi saya adalah untuk menjadi gadis terkaya di Afghanistan dan saya merasa saya selalu yang paling beruntung,” kata Rabia, yang telah bekerja sejak 2010 di terminal GACC, sebuah perusahaan yang berbasis di UEA yang menyediakan penanganan darat dan keamana.

“Aku akan melakukan apa yang aku suka sampai aku tidak beruntung lagi,” tambahnya. ***

Editor: Nur Annisa

Sumber: CNA


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah